Kualitas pembelajaran guru Surabaya semakin terasah, setelah beberapa waktu lalu melalui Peningkatan dan Penguatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS) guru-guru dapat menemukan kebutuhannya dalam mempertajam keilmuan sesuai bidangnya, saat ini tambahan wawasan terkait kajian pembelajaran dipandang sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berdasarkan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Tadi pagi (05/11) bertempat di gedung aula SMPN 1 kegiatan workshop Lesson Study di gelar. Sebanyak 260 tenaga pendidik SMP yang berasal dari para guru mata pelajaran ujian nasional dan para kepala sekolah mengikuti kegiatan workshop yang berlangsung mulai hari Kamis – Sabtu mendatang.
Kegiatan workshop Lesson Study dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM. Dalam sambutannya, ada berbagai upaya yang telah dilakukan Dispendik dalam meningkatkan kualitas guru Surabaya mulai delapan langkah pengembangan guru sampai pada P2KGS.
Ikhsan menambahkan, selama kurun waktu beberapa tahun ini, Dispendik telah melahirkan berbagai inovasi di bidang pendidikan. Menurutnya ada lima belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya 15 Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, Aplikasi Gaji Online, dan termasuk P2KGS.
Sementara itu, narasumber Prof. Dr. Tatang Suratno pakar pendidikan dari UPI menyampaikan, Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan dari suatu siklus Plan-Do-See yang berkesinambungan. Pertama, tahap perencanaan (Plan) dimana guru dan narasumber berkolaborasi merancang/mengembangkan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar siswa (learning obstacles/learning demands) melalui prinsip hands-on activity, daily life, dan local materials. Kedua, tahap implementasi (Do) dimana seorang guru (disebut guru model) mengimplementasikan model pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Open Lesson dimana guru lainnya, kepala sekolah, pimpinan yayasan melakukan observasi pembelajaran di dalam kelas. Observasi terutama dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa berupa interaksi siswa-siswa, siswa-materi dan siswa-guru selama pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap refleksi atau post-class discussion (See). Setelah pembelajaran berlangsung, guru dan observer melakukan diskusi yang dipandu oleh seorang moderator untuk bertukar hasil pengamatan, memetakan masalah belajar dan merumuskan pengalaman berharga dan solusi alternatif untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. (Humas Dispendik Surabaya)