Sabtu (22/08), sebanyak empat SMA melaksanakan kegiatan In House Training (IHT) secara serantak di berbagai wialyah. Sekolah-sekolah tersebut diantaranya, SMAN 8, SMAN 22, SMAN 12, dan SMAN 14. IHT merupakan program Kemdikbud dalam rangka pemerataan mutu dan kualitas pendidikan melalui pertukaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pada kesempatan ini, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyampaikan bahwa dalam mencetak guru-guru professional di bidangnya Dispendik saat ini tengah mengembangkan program Pemetaan dan Penguatan Komepetensi Guru Surabaya atau yang lebih dikenal dengan istilah P2KGS.
P2KGS ini bertujuan untuk memetakan serta memberikan penguatan agar para guru di Surabaya menjadi lebih professional dalam memberikan pendidikan kepada para siswa. Langkah awal yang dilakukan dengan memetakan kemampuan guru. Pemetaan dimulai dari penilaian diri sendiri (self assesment) mengenai mata pelajaran (mapel) yang diampu oleh masing-masing guru. Setelah itu, Dispendik Surabaya menyiapkan soal untuk dikerjakan guru. Hasil pengerjaan soal digunakan sebagai penguat penilaian diri sendiri.
P2KGS bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
Mantan Kepala Bapemas KB Kota Surabaya ini menegaskan, P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali,” tandasnya.
Materi dalam pelatihan model in 1 yakni mencakup kebijakan umum serta tentang displin PNS melalui PP 53 kemudian pre-test kemudian dilanjutkan dengan model in 2 dengan materi wawasan kebangsaan dan budi pekerti. Sedangkan pada materi in 3 mencakup kurikulum anti narkoba dan wawasan lingkungan, lalu dilanjutkan dengan penyusunan perangkat pembelajaran dan PTK (jurnal online). Pada in yang terakhir yakni in 4 akan dilakukan pos-test sekaligus unjuk kerja kompetensi guru.
“Selama mengikuti pelatihan selama 32 Jam para guru akan didampingi para dosen dari perguruan tinggi. Para guru juga mendapatkan pembekalan dari mereka”.
Sementara itu, Kepala SMAN 8 Ligawati menuturkan IHT merupakan program pemerintah pusat dalam meningkatkan kualitas para guru, karena saat ini sumber daya manusia (SDM) merupakan sebuah modal yang sangat berharga dalam memajuan suatu bangsa. (Humas Dispendik Surabaya)