Puluhan kepala SMP baik negeri maupun swasta se-Surabaya hari ini Kamis (13/07) ikuti kegiatan workshop penyusunan dokumen 1 kurikulum yang berlangsung di aula SMPN 12 yang digelar Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik).
“Dokumen 1 kurikulum adalah buku putihnya sekolah, oleh sebab itu harus disusun secara rinci dan benar”, ujar Kepala Bidang Sekolah Menengah Drs. Sudarminto, M. Pd.
Sudarminto mengungkapkan semua aktifitas pembelajaran sekolah baik yang bersifaat akademis dan non akademis harus terpotret dalam dokumen 1 tersebut. Sudarminto juga menghimbau kepada sekolah agar dalam meningkatkan kompetensi siswa program pengayaan dan remedial harus tersusun dalam dokumen 1.
Mantan Kepala SMAN 16 tersebut mengutarakan dalam menyusun dokumen 2 nanti sekolah juga diharapkan dapat menyesuaikan dengan revisi kurikulum 2017 yang mana pada setiap RPP terdapat penguatan pendidikan karakter tidak hanya tertulis namun juga diaplikasikan.
“Setiap KD (Kompetensi Dasar) termuat pendidikan karakter dan juga program literasi”.
Sudarminto menghimbau guru agar adalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa mampu menerapkan 4C (Critical Thinking, Creative, Colaboration, and Communication). Ketika menyusun evaluasi kepada siswa diharapkan para guru dapat menggunakan soal-soal HOT (High Order Thingking).
Sementara itu pada kesempatan ini, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyampaikan banyak inovasi program pendidikan yang telah diadopsi oleh pusat, seperti Rapor Online yang kini menjadi E-Rapor pada sekolah rujukan dan sekarang dikembangkan menjadi ujian sekolah berbasis komputer (USBK).
“Sistem sudah kami siapkan tinggal sekolah menjalankan”.
Selain itu, Ikhsan juga menjelaskan pihaknya akan menyiapkan bank soal yang disusun oleh MGMP dan KKG sehingga ketika ujian para guru tinggal mendownload melalui USBK. Tujuannya adalah untuk mempermudah guru dalam melakukan evaluasi siswa.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut juga telah menyiapkan ruang pelayanan khusus untuk menangani BOS dan BOPDA. Pelayanan tersebut diharapkan mampu mempermudah sekolah untuk mengurus BOS dan BOPDA.
“Sistemnya kita rubah, jika dulu pelayanan di bidang kurang nyaman maka saat ini lebih tertata dengan baik”.
Ikhsan juga berujar bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan Bagian Pemerintahan Pemkot Surabaya agar salah satu ruang baik di kecamatan maupun di kelurahan dapat digunkan sebagai rumah matematika sehingga dapat mudah dijangkau siswa untuk belajar. (Humas Dispendik Surabaya)