Berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya dalam merangsang serta meningkatkan minat para guru dalam mensukseskan gerakan Tantangan Membaca Surabaya (TMS) 2015. TMS merupakan sebuah perwujudan dari gerakan literasi yang mendukung Surabaya Kota Literasi. Tadi pagi (10/06) bertempat di aula atas kantor Dispendik, Dispendik selenggarakan pelatihan literasi kepada puluhan guru bahasa Indonesia dan Inggris.
Kasi Tenaga Fungsional Dra. Titik Eko P menjelaskan pelatihan ini bertujuan agar para guru mampu meningkatkan keliterasian di sekolah serta mengajak para siswa untuk melakukakn kegiatan gemar membaca.
“Melalui pengisian data pada aplikasi web TMS nantinya para guru tersebut dapat memasukkan jumlah buku bacaan yang selesai di baca sehingga target membaca 1.000.000 buku dapat terlampaui”.
Kepala Bidang Ketenagaan Ir. Yusuf Masruh, MM mengungkapkan bahwa TMS merupakan upaya dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa, menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari, menjadikan anak Surabaya sebagai pembaca sepanjang hayat, serta sebagai perwujudan Surabaya sebagai kota literasi. Ikhsan menambahan bahwa target yang akan dicapai ialah siswa Surabaya mampu membaca 1.000.000 buku.
Satria Dharma seorang pegiat literasi yang menjadi narasumber kegiatan pelatihan ini menjelaskan TMS ditujukan bagi siswa semua jenjang dengan ketentuan yakni, untuk siswa SD/MI membaca 20 – 30 buku, SMP/MTs 15 buku dan SMA/SMK/MA 10 buku.
“Idealnya, program ini dilakukan setiap hari selama 30 menit, tapi beberapa sekolah melakukannya selama 15 menit setiap hari. Paling sedikit adalah sekolah melakukannya selama 15 menit tiga kali seminggu “
Mekanismenya meliputi, siswa harus memilih judul buku yang akan dibacanya selama mengikuti Tantangan Membaca Surabaya 2015 berdasarkan daftar yang telah disusun oleh oleh Tim penyelenggara Tantangan Membaca Siswa Surabaya 2015. Formulir Pendaftaran untuk mengikuti Tantangan Membaca Surabaya 2015 harus sudah masuk sebelum program TMS dimulai.
Siswa bisa meminjam buku yang dipilihnya untuk dibaca selama Tantangan Membaca Surabaya 2015 dari perpustakaan kelas, perpustakaan sekolah,perpustakaan daerah, taman-taman bacaan, atau pun membeli sendiri di toko buku.Siswa bisa membaca buku yang telah dipilihnya di sekolah mau pun di rumah.Siswa melaporkan rencana daftar bacaannya, dan hasil membacanya pada Tim Penyelenggara TMS di sekolah masing-masing. Siswa melaporkan kapan ia mulai membaca dan akan melaporkan kapan ia menyelesaikan membaca buku tersebut.
Ada pun target yang hendak dicapai oleh program Tantangan Membaca Surabaya 2015, jumlah sekolah peserta Tantangan Membaca Surabaya 2015 sebanyak 400 (empat ratus) sekolah/madrasah yang terdiri dari, SD/MI sebanyak 200 sekolah ,SMP/MTs sebanyak 125 sekolah, SMA/SMK/MA sebanyak 75 sekolah. Jumlah siswa peserta TMS diharapkan mencapai lebih dari 100.000 (seratus ribu) siswa.
Satria menambahkan Setiap sekolah harus mendorong siswanya untuk MENULIS dan menghasilkan karya-karya ekspresi mereka, siswa juga harus mampu dan memiliki kapabilitas untuk berkarya dan membuat karya tulis.
Kedepan setiap sekolah nantinya harus menerbitkan sebuah buku kumpulan karya tulis terbaik siswa SETIAP TAHUN yang nantinya akan dijadikan sebagai portofolio siswa mau pun sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)