“Wow…, ternyata enak juga aroma minyak dari bahan daun serai, ya!”, ujar Erjiayah, satu di antara Tim Juri Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dari SD Yamassa, Sekolah Wiyata Mandiri, yang mencoba membau aroma minyak serai dari kemasan botol, di SMPN 23 Surabaya, Kamis (4/12/2014). Tim juri yang terdiri atas 7 orang yaitu dari 2 orang BLH, 1 orang Depag, 1 orang Unair, 1 orang LSM Bina Mandiri, dan 2 orang Sekolah Adiwiyata Mandiri itu serentak memeriksa 4 dokumen, serta langsung mengecek di berbagai objek penilaian.
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh kita. Adiwiyata berasal dari 2 kata sansekerta yaitu ADI dan WIYATA. Adi, mempunyai arti yaitu besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Sedangkan Wiyata mempunyai arti tempat, di mana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika. Adiwiyata artinya tempat yang besar, agung, baik dan indah, tempat itu digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika.
Kun Mariyati, S.Pd., penanggung jawab Dokumen 1 dan 2 Tim Adiwiyata SMPN 23, menuturkan bahwa tujuan Adiwiyata membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Di samping itu, mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, imbuhnya.
Masih menurut Kun, Semua warga sekolah harus mengetahui tentang “Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata”, antara lain Partisipatif, dalam arti bahwa komunitas sekolah terlibat dalam manjemen yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. Berkelanjutan, maksudnya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Sedangkan menurut Lies Kardiyanti, S.Pd., M.Pd., penanggung jawab Dokumen 3, bahwa untuk mencapai tujuan Adiwiyata ada empat komponen program yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Di antaranya, Kebijakan Berwawasan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasif, dan Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.
Lies menambahi, bahwa keuntungan Program Adiwiyata itu mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi bejar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. Menjadikan tempat pembelajaran nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Di samping itu, keuntungan yang lain untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah dengan konsep 5 R dalam Lingkungan. Adapun Konsep 5 R berasal dari 5 kata dalam bahasa Inggris yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur Ulang), Replace (Menggunakan kembali) dan Replant (Menanam Kembali).
Sedangkan Dra. Eko Palupi ketika dilontarkan pertanyaan tentang apa harapannya sebagai tim Adiwiyata Sekolah, dengan tegas menjawab, “Semoga SMPN 23 dapat meraih Juara I, sehingga dapat mewakili Kota Surabaya untuk maju Lomba Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Timur.” (Humas Dispendik Surabaya)