Tak hanya pelajari inovasi tata kelola sistem pemerintahan berbasis elektronik Government (e-Gov), namun sebagian rombongan dari peserta Diklat PIM Tk. IV Angkatan ke-1 Pusat Pengembangan SDM Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi juga mempelajari sistem pendidikan yang berhasil diterapkan Surabaya.
Siang tadi, Rabu (02/05/2018) sebanyak 15 orang peserta Diklat PIM IV. Provinsi Bukit Tinggi mengunjungi kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Rombongan diterima Sekretaris Dispendik Aston Tambunan di ruang H.O.S Cokroaminoto.
Aston mengungkapkan, sebanyak 22 aplikasi pendidikan telah berhasil dikembangkan dan pengembangan aplikasi tersebut tidak melibatkan pihak liar. Menurutnya, aplikasi tersebut telah banyak memberikan sumbangsih terhadap peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Aplikasi itu meliputi, Profil sekolah, SIPKS, Seleksi Kepala Sekolah Online, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran Online, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online (SIAGUS), Tantangan Membaca Surabaya, Aplikasi Gaji Online, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, UNBK 100 persen, JOSS, Perijinan Online Terpadu, USBK Online, Rekomendasi Luar Kota Online, serta Aplikasi Kinerja Pengawas.
Mantan Sekretaris Ispektorat Kota Surabaya itu juga menyampaikan pembiayaan dan pengelolaan pendidikan di Surabaya bersumber pada BOS dan BOPDA. Besaran BOPDA yang diberikan, yakni untuk siswa SD sebesar Rp. 29.000,-/siswa/bulan serta siswa SMP Rp. 80.426/siswa/bulan. Selain itu, guna memaksimalkan layanan kepada masyarakat serta pengelolaan pendidikan yang efektif dan efisien Dispendik telah mempergunakan sistem online hampir pada semua lini.
Ia menambahkan, pengelolaan BOS dan BOPDA sekolah-sekolah di Surabaya telah menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS). Melalui sistem tersebut sekolah dapat merancang kebutuhannya lewat RKAS yang disesuaikan dengan hasil EDS. (Humas Dispendik Surabaya)