Acapkali Masa Orientasi Siswa (MOS) sering menjadi ajang untuk tebar pesona siswa, dengan berbagai macam cara mulai dari yang positif hingga hal yang negatif (bullying, plonco, dll) pada prinsipnya menunjukkan senioritas yang berlebihan.Penggunaan kata LOS merupakan sebuah upaya menghilangkan stigma negatif akan kesan perploncoan yang akhir-akhir ini marak berkembang di masyarakat.
Layanan Orientasi Sekolah (LOS) bukan hanya mampu membuat para siswa nyaman dan dekat dengan kakak-kakak kelasnya, namun LOS ternyata juga mampu menambah wawasan dan mengenalkan para siswa terhadap budaya lokal serta menanamkan jiwa-jiwa sosial terhadap lingkungan sekitar.
Hal tersebut ternyata menarik perhatian para pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Surabaya untuk lebih dalam mempelajari LOS terutama dalam mempersiapakan tahun ajaran dan siswa baru di tahun 2017.
“Kami melihat keberhasilan LOS membawa dampak yang positif terhadap para siswa, oleh karena itu kami ingin belajar banyak hal”, tutur Syahrul Ramadhan Ketua IPM Surabaya ketika berkunjung ke kantor Dispendik siang tadi (20/12).
Pada kesempatan ini, Kadispendik Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menguatarakan LOS bukan sebagai momok tetapi sebagai pemersatu antar pelajar se-Surabaya, menurutnya LOS merupakan sebuah kegiatan yang menyenangkan sekaligus menanamkan kecintaan dan kebanggaan pada diri siswa. Selain membuat senang dan bangga akan sekolah barunya, LOS juga dianggap mampu meningkatkan pemahaman orangtua dan siswa dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya.
Di tempat yang sama, Kabid. Pendidikan Menengah dan Kejuruan Drs. Sudarminto, M. Pd mengutarakan setiap kegiatan LOS harus memanusiakan siswa baru, memiliki dasar berpikir, tujuan dan target yang jelas. Selain itu Panitia LOS dari siswa haruslah siswa yang bisa dijadikan panutan, berintegrasi dan mau mengedapankan kepentingan dan kemajuan pendidikan diatas kepentingan pribadi atau golongan. (Humas Dispendik Suarabaya)