Tak salah jika Surabaya tidak hanya sebagai barometer namun juga sebagai inspirator pendidikan, hal tersebut dilatarbelakangi akan banyaknya program pengembangan pendidikan yang lahir guna memenuhi kebutuhan masyarakat di era modern. Berbagai inovasi di bidang pendidikan ternyata menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi daerah lain untuk mengkaji dan mempelajarinya.
Tadi pagi (05/11) bertempat di ruang Kartini kantor Dinas Pendidikan (Dispendik), Dispendik menerima kunjungan rombongan Bappeda dan Dinas Pendidikan Kota Magelang. Kunjungan kedua instansi di jajaran Pemerintah Kota Magelang diterima Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd.
Iwan salah seorang staf Bappeda Kota Magelang mengemukakan, bagaimana proporsi anggaran pendidikan kota Surabaya?. Eko menambahkan anggaran pendidikan di Surabaya mencapai 29,9% dari APBD. Namun anggaran tersebut tersebar di beberapa SKPD, karena keberhasilan pendidikan terkait erat dengan dukungan dari berbagai pihak.
“Untuk anggaran pembangunan gedung-gedung baru itu terletak pada Dinas P.U dan Cipta Karya, sedangkan anggaran pendidikan di Dispendik sendiri sebagaian besar untuk gaji guru”.
Eko menambahkan, selama kurun waktu beberapa tahun ini, Dispendik telah melahirkan berbagai inovasi di bidang pendidikan. Menurutnya ada lima belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya 15 Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, Aplikasi Gaji Online, dan P2KGS.
Seperti halnya try out dan rapor online masyarakat dapat mengakses sewaktu-waktu kapanpun dan dimana saja, jadi tidak perlu lagi susah-susah kesana kemari cukup melalui sekolah ataupun melalui internet.
Terkait seleksi kepala sekolah, Surabaya telah menggunakan sistem online. Guru yang telah memenuhi persyaratan seperti usia masksimal 55 tahun dan memiliki golongan III/D berhak untuk mengikuti seleksi ini.
“Melalui sistem online ini tidak ada lagi, kepala sekolah titipan”, pungkasnya.
Dalam seleksi kepala sekolah online, mekanisme yang dilalui para guru terdiri dari berbagai tahap, mulai dari pendaftaran online, seleksi tes tulis, focus group discussion (FGD), uji kelayakan dan kepatutan, sampai pada uji kepenerimaan yang dilakukan oleh para kepala senior dan lingkungan teman sejawat. (Humas Dispendik Surabaya)