Keinginan Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk melakukan pembaharuan dan pembangunan di sektor pendidikan, semakin membawa angin segar. Setelah satu tahun kebelakang Pemkot terfokus pada pembangunan infrastruktur, tahun ini Pemkot bersama Dinas Pendidikan berencana menjadikan pendidikan di Kota Surabaya menjadi kota dengan predikat pendidikan berkarakter.
Hal ini juga diimbangi dengan keluarnya surat edaran dari kementrian tentang pendidikan berkarkter. Bertempat di ruang kerja Wali kota, dan dengan didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Ikhsan, kemarin (23/07). Wali Kota menjelaskan tentang beberapa poin yang terdapat di surat keputusan, dan ternyata sudah diterapkan terlebih dahulu di sekolah-sekolah di kota Surabaya.
“Saya sempat terkejut saat membaca surat edaran, ternyata yang jadi perintah menteri pendidikan, sudah dilakukan terlebih dahulu di kota Surabaya. Tentang pendidikan di Kota Surabaya, semua saya sudah kita rencanakan, bukan hanya berjalan kedepan. Namun, sudah dihitung secara teliti setiap langkahnya,” tegas Wali Kota.
Pemkot telah memberangkatkan sebanyak 50-60 guru ke Korea Selatan, dikarenakan Korea Selatan merupakan negara dengan tingkat industri kreatif yang paling pesat belakang ini. Fenomena boy band yang dikemas secara kreatif, membuat Pemkot terinspirasi ,dan nantinya diharapkan guru-guru yang melakukan studi banding, mampu mengajarkan ilmu kreatifitas didapatkan selama berada di Korea Selatan.
Wali Kota menambahkan, meski tidak semua anak memiliki kemampuan intelejensi dan kemampuan kreatifitas yang setara, namun setiap anak pasti akan unggul di salah-satu bidang. Wali Kota juga tidak terlalu khawatir dengan nilai akhir (UAS) para siswa, ia merasa proses adalah salah satu faktor yang paling penting.
“Jika kita mengedepankan hasil, maka semuanya akan dikorbankan. Dalam hal ini bukan hanya waktu untuk belajar, takutnya malah siswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang bagus. Salah satunya dengan mencontek atau menyewa joki ujian. Jika meninjau dari proses, dan ada nilai yang kurang, maka siswa tersebut akan tahu di mana bagian yang kurang, dan akan mengejar kekurangan tersebut keesokan harinya,” imbuh Wali Kota.
Tak hanya di bidang pengetahuan intelegensi, Wali Kota menginstruksikan bahwa para pelajar juga harus bisa bersosialiasi dengan teman sebayanya, telebih dengan masyarakat sekitar. Salah satunya dengan program konselor sebaya, program yang berhubungan dengan kegiatan sosialisasi teman sebangkunya, dan bertujuan menimbulkan kepekaan di lingkungannya.
Para siswa juga diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan program eco school yang baru saja dilaunching bulan ini. Para siswa SMK dengan wira usaha, bahkan Dinas Pariwisata membuat agenda khusus pelatihan seni tari pada sore hari di balai pemuda. Dan nantinya diharapkan para siswa bisa sukses meskipun belum selesai menuntaskan sekolahnya.
Wali kota juga berharap kepada dinas pendidikan, agar nantinya anak-anak pelajar ini mampu menjadi anak-anak multitalenta, anak-anak yang ahli di berbagai bidang. Dalam hal ini, pemkot telah memberikan fasilitias berupa lomba-lomba dari tingkat SD hingga SMA/SMK.
“Semua ide para siswa kami tampung, guru-guru juga kita rahkan untuk bisa berkreasi, apapun idenya. Kita ingin daya kreatifitas anak-anak ini bisa tumbuh dimulai dari tingkat sekolah dasar,” tegas wali kota.
Setiap pagi, para siswa juga akan melakukan senam pagi di lapangan sekolah dan membersihkan kelasnya sendiri. Wali kota merasa, jika tubuh terkena paparan sinar matahari pagi, maka akan membuat daya tahan tubuh semakin kebal terhadap penyakit.
“Untuk gerak dan musik senamnya, kita bebaskan, sesuai dengan kreatifitas anak-anak, yang penting mereka gerak agar ketika masuk kelas, anak-anak sudah segar. Hal ini sudah saya lakukan terlebih dahulu kepada pejabat di pemkot, terbukti ketika tubuh sering terkena paparan matahari pagi, tubuh terasa lebih segar dan jarang terkena penyakit,” imbuh walikota.
Di sektor kreatifitas, olahraga dan sains. Dinas pendidikan sudah menyiapkan tenaga pendidik yang berkompten untuk mengarahkan para siswa. Wali Kota menginginkan pelatih yang benar-benar berkualitas dalam hal musik, penelitian, penulis dan instruktur olah raga.
Tahun ini Pemkot Surabaya telah membangun 100 lebih lapangan olah raga di sekolah-sekolah, dan di setiap kelurahan. Nantinya pemain bola senior asal kota Surabaya rencananya akan disiapkan menjadi tenaga pendidik. (Humas Dispendik Surabaya)