Peringatan 10 November 1945 atau yang lebih sering kita kenal dengan Hari Pahlawan sebentar lagi akan diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia. Hampir setiap tahun, kota Surabaya selalu memperingati dengan berbagai kegiatan. Sabtu, (1/11), di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Pemkot Surabaya menggelar sekolah kebangsaan yang diikuti ratusan siswa dan mahasiswa se-Surabaya. Kegiatan ini bertajuk “Pahlawanku Idolaku”, kegiatan ini mengawali seluruh kegiatan menyambut Hari Pahlawan yang akan dilaksanakan selama sebulan penuh.
Sebelum dilaksanakannya Sekolah Kebangsaan, paginya sekitar pukul 07.00 wib dilaksanakan kegiatan Heroic Track, yang diikuti kurang lebih 200 siswa. Tempat-tempat yang dikunjungi adalah balai kota, Taman Makam Pahlawan (TMP) Surabaya, GNI, rumah HoS Tjokroaminoto, dan Hotel Majapahit.
Sekolah kebangsaan bertujuan mengajak siswa Surabaya untuk bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan. Juga mengetahui tempat-tempat bersejarah di Surabaya yang menjadi saksi bisu pertempuran kala itu.
Negara ini diperoleh dengan cara berjuang bukan diberi, tukas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dihadapan siswa pada kagiatan sekolah kebangsaan. Risma mengingatkan sebagai generasi penerus bangsa hendaknya dipelihara dengan berbagai kegiatan positif. “Kalian semua jangan sampai terjerumus dengan hal-hal yang negative, karena akan membuat para pahlawan bersedih. Mari hargai jasa-jasa pahlawan yang telah mendahuli kita dengan memajukan bangsa ini,” ajaknya.
Kota ini punya nilai perjuangan yang sangat luar biasa, lanjut Wali Kota Surabaya perempuan pertama ini. Sebagai anak Surabaya harus mewarisi semangat juang tersebut. Sebagai siswa tugasnya adalah belajar, karena kunci menjadi orang yang sukses yakni selalu belajar, tidak pernah merasa puas diri atas prestasi yang diperoleh.
“Sekolah merupakan sarana untuk belajar, apa yang disampaikan guru kalian harus didengarkan dengan baik. Jika kalian merasa puas diri, maka semangat belajar kalian tidak akan bertambah. Itulah kunci kalau mau sukses,” pungkasnya.
Risma juga menyinggung mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku awal tahun 2015. Dirinya, berpesan agar siswa Surabaya harus menyiapkan diri, tidak boleh banyak bicara, belajar, dan bekerja. “Belajar tidak harus di sekolah ilmu bisa didapat dari manapun asalkan positif. Agar bisa bersaing dengan Negara lain, kalian harus punya tekad yang kuat untuk berhasil. Jangan jadikan alasan kalian berasal dari keluarga tidak mampu, karena semua orang memiliki hak untuk berhasil. Asal kalian ada kemauan untuk mencapai itu,” tuturnya.
Sementara itu, dukungan penuh dari para veteran Surabaya yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pada kesempatan tersebut hadir. Hal itu disampaikan, Ketua LVRI Surabaya Hartoyik, menurutnya sekolah kebangsaan hanya ada di Kota Surabaya. Melalui sekolah ini bisa dijadikan bekal siswa agar tidak takut menghadapi tantangan kedepan.
“Karena kedepan merekalah yang akan membawa bangsa ini menuju kearah lebih baik atau tidak. Untuk itu, rasa cinta kepada bangsa dan pahlawannya harus ditumbuk mulai sekarang. Saya sebagai pejuang sangat mendukung dilaksanakannya sekolah kebangsaan. Seperti apa yang disampaikan ibu Walikota, anak Surabaya tidak boleh takut menghadapi apapun dan tidak boleh minder,” ucapnya.
Siswa SMPN 36, Syadam Hermawan mengaku sangat senang mengikuti sekolah kebangsaan. Hal ini merupakan pengalaman pertama Syadam bersama ketiga temannya mengikuti kegiatan seperti ini. Terlihat, dirinya sangat menyimak betul apa yang disampaikan wali kota. “Kegiatan ini sangat seru, saya sangat terinspirasi apa yang sudah disampaikan ibu wali kota,” akunya. (Humas Dispendik Surabaya)