Dokumen I merupakan sebuah dokumen penting dalam awal melakukan penyusunan sebuah kurikulum di sekolah, baik menggunakan KTSP 2006 maupun Kurikulum 2013. Mengingat pentingya hal tersebut, selama dua hari yakni 25-26 Agustus Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya lakukan sosialisasi kepada Wakasek bidang kurikulum SMA dan SMK se-Surabaya.
Soegijono Pengawas Dikmen yang menjadi narasumber dalam penyusunan Dokumen I tingkat satuan pendidikan tersebut menjelaskan, latar belakang penyusunan dokumen I tersebut didasari atas kondisi nyata keadaan sekolah, kemudian kondisi ideal yang akan dicapai, serta aspek potensi dan karakteristik satuan pendidikan.
Tidak hanya itu, penyusunan dokumen I harus memiliki dasar/landasan seperti, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, PP No. 19 Th 2005 tentang SNP, Permendiknas No. 22 Th 2006 tentang Standar ISI, Permendiknas No 23 Th 2006 tentang SKL, Permendiknas No 41 Th 2007 tentang standar Proses, Permendiknas No 20 Th 2007 ttg Stndar Penilaian, Perda Pendidikan Jatim No. 9 Tahun 2014, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mapel Bahasa Daerah sebagai muatan lokal wajib di Sekolah dan Madrasah.
Soegijono menambahkan, struktur kurikulum satuan pendidikan memuat daftar mata pelajaran dan muatan lokal sesuai dengan standar isi, pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan standar isi, kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan total waktu (38-42 jam) untuk SMK per minggu, serta pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan memanfaatkan tambahan 4 jam per minggu.
Terkait program muatan lokal, Hamdan Makhdun Pengawas Dikmen lainnya menyampaikan program muatan lokal harus mencamtumkan, jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah, jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah, daftar SK dan KD muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah dan uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program muatan lokal.
Sementara itu, pakar pendidikan sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi mengungkapan rasionalisasi penyusunan kurikulum dilatarbelakangi oleh beberapa aspek, diantaranya, landasan filosofis, amanat UU No. 20 Tahun 2003 – Permendikbud No. 21 Tahun 2015 tentang penerapan budi pekerti, hadirnya Net-Generation yang berbasis pada ICT, pendidikan karakter, menurunnya budi pekerti siswa, dan persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Menurutnya, Net-Generation merupakan generasi muda yang harus memiliki wawasan global serta memiliki daya saing tinggi, untuk mewujudkan hal tersebut para pelajar harus membiasakan diri untuk meningkatkan budaya membaca, dengan kebiasaan membaca para pelajar dapat menangkap pesan dengan baik serta mampu mengkomunikasikannya dengan baik pula. (Humas Dispendik Surabaya)