Peningkatan mutu dan kualitas para tenaga pendidik di Surabaya terus ditingkatkan melalui pelatihan dan pendampingan kurikulum 2013 bagi semua guru, tidak hanya mengenai pelatihan kurikulum 2013 namun pendampingan tersebut juga ditujukan sekaligus pada program guru pembelajar.
“Semua guru akan dilatih, baik guru sasaran ataupun mandiri”, tutur Yusuf Masruh Kabid Ketenagaan Dispendik, tadi siang (30/09).
Yusuf mengatakan pelatihan akan dimulai secara serentak melalui klaster-klaster pada tanggal 4 Oktober mendatang. Menurutnya, pelatihan yang dilakukan secara serentak tersebut melibatkan pada intruktur nasional (IN) yang berasal dari guru-guru Surabaya sendiri yang telah dilatih oleh pusat serta pelatihan IN mandiri yang telah dilakukan pada tingkat kota.
Yusuf menambahkan untuk tahap awal pelatihan dilakukan kepada guru-guru SD selanjutnya baru tingkat SMP dan SMA. IN tersebut nantinya akan diterjunkan per-wilayah dengan metode klaster-klaster disetiap sekolah, baik sasaran ataupun mandiri.
“Pendampingan nantinya akan kami gabung dengan guru pembelajar, tujuannya agar semua program dapat berjalan”.
Selain itu, berkaitan dengan peningkatan kompetensi individual para guru, Dispendik telah menyiapkan P2KGS. Yusuf menjabarkan P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali”.
Yusuf menambahkan dari pelatihan 32 jam para guru akan mendapat 1 poin angka kredit, pembuatan resume kegiatan mendapatkan 2 poin angka kredit, pembuatan karya tulis dalam bentuk PTK mendapatkan 3 poin angka kredit, dan publikasi jurnal online Dispendik mendapat 3 poin angka kredit.
Sementara itu, Kasi Tenaga Fungsional Titik Eko. P menerangkan pelatihan dan pendampingan baik kurikulum 2013 ataupun guru pembelajar dilakukan pada 54 klaster yang tersebar di semua wilayah, dengan demikian guru-guru baik negeri maupun swasta mendapatkan pelatihan secara merata.
“Sama dengan P2KGS modelnya menggunakan pola IN-ON”. (Humas Dispendik Surabaya)