Tak salah jika kota Surabaya mendapat julukan sebagai kota literasi, kemampuan para siswa dalam membuat karya sastra diwujudkan ke dalam bentuk sebuah cerita pendek (cerpen) hal tersebut terwujud dengan diluncurkan buku kumpulan cerpen yang berjudul “Asa di Ujung Pena” oleh para siswa SMAN 22, Sabtu (22/08).
Peluncuran cerpen berjudul “Asa di Ujung Pena” ditandai dengan penandatanganan buku oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM dengan disaksikan oleh Kepala SMAN 22 Kariyanto.
Kepala SMAN 22 Kariyanto mengungkapkan buku kumpulan cerpen para siswa tersebut berisi tentang berbagai pengalaman para siswa yang dituangkan dalam bentuk tulisan kemudian dibukukan menjadi sebuah kumpulan cerpen.
“Kemajuan peradaban suatu bangsa berawal dari tulisan”.
Tidak hanya itu, dalam meningkatkan kemampuan karya sastra di SMAN 22 para guru juga diajak bersama untuk membuat sebuah karya tulis yang bermutu salah satunya dengan pembuatan karya tulis ilmiah. Nantinya karya tulis ilmiah yang terbaik menjadi salah satu keunggulan program di SMAN 22.
Sementara itu, Kadispendik Ikhsan mengapresiasi atas usaha dan upaya para siswa dalam membuat sebuah cerpen. Kegiatan keliterasian awal mulanya diawali dengan lomba menulis cerpen. Selama libur sekolah, para siswa dapat menuangkan pengalaman liburan bersama keluarga ke dalam bentuk karya tulis yakni ke dalam cerpen (cerita pendek), dari kumpulan cerpen tersebut maka dipilih karya cerpen terbaik tiap-tiap sekolah untuk diikutkan lomba. Nah dari situlah, muncullah kumpulan cerpen karya anak Surabaya yang telah dibukukan dan dibagikan ke sekolah.
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut menambahkan awal mula program cerpen kemudian kini berlanjut menjadi Tantangan Membaca Surabaya (TMS) 2015 didasari oleh pentingnya sebuah ketahanan keluarga yang menjadi benteng siswa dari hal-hal neegatif dtengah masyarakat modern yang semakin majemuk.
Terkait TMS 2015, anak-anak Surabaya ditantang untuk menyelesaikan membaca 1.000.000 buku hingga akhir bulan Desember mendatang. Mekanismennya para siswa membaca buku bacaan baik di perpustakaan sekolah ataupun sumber belajar lainnya, kemudian siswa membuat resume singkat dari apa yang mereka baca kemudian melaporkan ke guru. Setelah itu barulah pihak sekolah memasukkan data jumlah buku yang telah dibaca para siswa setiap bulannya ke website TMS 2015 yang dapat diakses melalui dispendik.surabaya.go.id.
“Program TMS ditujukan bagi siswa semua jenjang dengan ketentuan yakni, untuk siswa SD/MI membaca 20 – 30 buku, SMP/MTs 15 buku dan SMA/SMK/MA 10 buku”. (Humas Dispendik Surabaya)