Siswa-siswa jenjang SMP di Kota Surabaya berhasil meraih juara pada kompetisi robot yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Yang pertama adalah siswa SMPN 19 Surabaya Muhammad Abyan Ermansyah Sungkar. Dia berhasil meraih dua juara dalam kompetisi robot bertajuk Batu Robotic Weeks yang digelar di Batu pada 6-13 Oktober 2019 lalu. Siswa kelas 9 ini berhasil meraih juara tiga kategori Sumo Open dan juara tiga First Batu Underwater Robot Challenge.
Berikutnya adalah Samir siswa kelas 7 dari SMPN 3 Surabaya dan Keefe Wiryawan Salim dari SMPN 7 Surabaya. Mereka berdua menjadi satu tim dalam Lomba Karya Teknologi (LKT) 2019 Divisi Robotic Intermediate yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 26-27 Oktober 2019, dan berhasil meraih juara pertama.
Samir mengatakan, dalam kompetisi robot tersebut ada dua robot yang dijalankan. Yang pertama itu robot line tracer/line follower yang berfungsi mengangkat suatu barang/objek dari start sampai tempat objek yang sudah ditentukan. “Robot ini akan berjalan otomatis mengikuti garis hitam,” katanya, Selasa (29/10/2019).
Robot kedua, lanjut Samir, adalah robot transporter yang berfungsi memindahkan objek yang sudah ditaruh oleh robot line follower ke tempat yang sudah ditentukan. Setelah itu ke finish. Jadi, pemenang ditentukan dari siapa yang mencapai finish terlebih dahulu. “Robot sudah membawa dari rumah. Saya yang mengendalikan robot transporter, sementara Keefe yang robot follower,” ujarnya.
Samir mengaku sudah berkali-kali mengikuti kompetisi robot. Dia pernah menjadi juara pertama dalam kompetisi Mecbot Competition tahun 2018 di Yogyakarta. Tahun 2017 pernah meraih juara 3 LKT. “Sudah senang dengan robot sejak kelas 3 SD,” ujar alumnus SD Muhammadiyah 11 Surabaya ini.
Sementara itu, Muhammad Abyan Ermansyah Sungkar dari SMPN 19 Surabaya mengatakan, kompetisi Batu Robotic Weeks itu terbuka untuk umum. Proses pendaftaran dilakukan secara online.
Dia menjelaskan, pada babak penyisihan kompetisi robot Sumo langsung mempertandingkan 12 robot dalam satu arena. Robot kemudian saling bertabrakan untuk mengeluarkan dari arena pertandingan. Babak penyisihan hanya mencari tiga robot saja. “Tiga robot ini kemudian bertanding lagi untuk memperebutkan juara 1, 2, dan tiga,” terangnya.
Abyan mengaku menggeluti dunia robot sejak SD. Namun, baru sebatas operasional dan belum sampai pembuatan program. “Seru saja bermain robot dan tidak terlalu susah,” katanya. Bahkan, sejak kelas 7 di SMPN 19 Surabaya, Abyan telah bergabung dalam ekstrakurikuler robot. “Ikut ekstrakurikuler di sekolah tiap hari Sabtu. Sehari dua jam,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)