Selasa (4/6), SMP Negeri 23 Surabaya kedatangan delegasi dari Malaysia. Rombongan siswa dan guru Sekolah Sri Berstari dari negeri jiran itu disuguhi minuman produk andalan “Es Kuping Kepo” di Green Shop Kenanga, usai mereka menyaksikan atraksi pencak silat sebagai ucapan selamat datang.
Di Green Shop mereka melihat berbagai produk eco-preneur lain seperti Nasi Ay Sebel, Nasi Celshi, Siole, Pupuk Kompos, hasil toga, dan Madu (Macam-macam Daur Ulang) karya siswa.
Rombongan Sekolah Sri Bestari dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok membuat lubang biopori, yaitu lubang resapan yang bermanfaat untuk penyerapan air hujan ke dalam tanah, sekaligus untuk pembuatan kompos. Adapun kelompok yang lain, menanam pohon pucuk merah di depan gedung utama SMP negeri 23 Surabaya sebagai pohon kenangan.
“Kami tidak hanya belajar bagaimana mengelola lingkungan sekitar sekolah menjadi hijau, tetapi kami juga belajar bagaimana mengelola sampah untuk kemudian dapat dibuat barang-barang berguna. Ini bagian dari eco-preneur,” ujar Nurmay Farah Lumantya, Ketua Eco-Preneur sekaligus Ketua OSIS SMP Negeri 23 Surabaya, di hadapan delegasi dari negeri jiran tersebut.
Kepada rombongan siswa-guru, dipertunjukkan bagaimana proses pembuatan Es kuping Kepo melalui tayangan power point oleh beberapa siswa SMP Negeri 23 Surabaya. Dari bahan kulit pisang kepok kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menjadi bahan makanan yang dapat dikonsumsi dan dapat juga dijual sebagai komoditi. “Prosesnya mudahkan!”, lanjut Farah, yang juga sebagai Ketua Koordinator Lingkungan Hidup Organisasi Pelajar Surabaya atau ORPES bagian SMP Negeri se-Kota Surabaya.
Usai memberikan penjelasan tentang aktivitas pengelolaan dan menjaga lingkungan sekolah tetap hijau, siswa SMPN 23 Surabaya, mengajak rombongan melihat beberapa karya seni para siswa di galeri Seni. Mereka melihat berbagai karya di antaranya batik, lukisan, topeng, dan lain-lain.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari eco-preneur yang memang dipelajari para siswa di bawah binaan Tunas Hijau Indonesia. Siswa mempelajari berbagai hal tentang pengelolaan lingkungan,” terang Kun Maryati, penanggung jawab Pendidikan Lingkungan Hidup SMP Negeri 23 Surabaya kepada Zarinah binti Anifah, staf pengajar di Sekolah Sri Bestari.
Elly Dwi Pudjiastuti, Kepala SMP Negeri 23 Surabaya menambahkan, “Kegiatan lain, di antaranya adalah aktifitas siswa dalam menjaga dan mengelola lingkungan sekolah tetap hijau dan memiliki lahan-lahan yang dapat digunakan untuk pengelolaan sampah atau composting. (Humas Dispendik Surabaya)