Kepedulian masyarakat dalam mengawal perkembangan pendidikan, terutama untuk memajukan pendidikan inklusif di Surabaya merupakan sebuah respon positif dalam menjadikan pendidikan Surabaya menjadi lebih.
Tadi siang, Selasa (01/11) Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya menerima kunjungan dari Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT). Rombongan diterima langsung oleh Kadispendik Ikhsan didampingi Kabid Pendidikan Dasar Eko Prasetyoningsih di ruang HOS Cokroaminoto.
“Tujuan kami kesini ialah untuk mengkomunikasikan mengenai hasil penelitian yang kemudian dapat dilakukan sinkronisasi terhadap program yang telah berjalan”, tutur Sugi Hermanto Ketua LPT.
Sugi menambahkan, bahwa ada beberapa hal yang perlu dipertahankan dan ada beberapa hal juga yang harus dipebaiki dalam rangka perbaikan kualitas pendidikan inklusif di Surabaya.
Sementara itu, Kadispendik Ikhsan mengaku berterima kasih terhadap masukan-masukan yang diberikan LPT sebagai upaya perbaikan pendidikan.
Menurutnya, Pemkot Surabaya telah berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan kebutuhan terhadap para anak berkebutuhan khusus (ABK), inklusif, serta pendidikan khusus. Yakni, dengan memfasiltasi para ABK dengan berbagai bentuk kegiatan di dalam asrama yang telah disediakan, seperti bimbingan rohani, fasilitas pendidikan, tenaga medis, tenaga psikolog, beasiswa, serta pelatihan keterampilan.
Tidak hanya, para siswa inklusif pun mendapat bantuan perlengkapan sekolah mulai dari sepatu, kaos kaki, celana, seragam, ikat pinggang hingga alat peraga edukasi. Sementara itu, juga terdapat kelas layanan khusus (KLK) di 22 kecamatan. Sekolah terbuka sebanyak 12 SMP dan 4 SMA. Serta penyelenggara sekolah inklusi sebanyak 67 SD, 16 SMP, 6 SMA, dan 3 SMK yang tersebar di setiap wilayah Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)