Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Membaca adalah ketrampilan. Untuk menguasainya dibutuhkan latihan yang terus menerus dengan tingkatan kesulitan yang bertahap.
Misi Surabaya Kota Literasi adalah menjadikan masyarakat Surabaya memiliki budaya membaca dan menulis yang tinggi setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya dan merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki visi sebagai Kota Literasi.
Tantangan Membaca Surabaya 2015 (TMS) adalah sebuah upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan membaca siswa di Surabaya dengan mengajak siswa Surabaya melakukan kegiatan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari (daily habit) agar menjadi pembaca sepanjang hayat (a reader for life). TMS juga upaya untuk mendorong siswa agar memiliki kecintaan membaca (a love of reading), selain itu menjadi bagian dari program besar Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya yang bertajuk SURABAYA INSPIRING SCHOOL 2015.
Guna mensukseskan TMS selama beberapa waktu Dispendik memberikan pelatihan setidaknya lebih dari 1.061 guru Bahasa Indonesia dan Inggris dari berbagai tingkatan. Tadi siang (04/06) bertempat di auala belakang kantor Dispendik, memulai pelatihan kepada guru-guru Bahasa Indonesia dan Inggris tingkat SMP, SMA, dan SMK baik negeri maupun swasta.
Kasi Tenaga Fungsional Dra. Titik Eko P mengemukakan pelatihan TMS ini bertujuan melatih, mengajarkan, dan membudayakan kegiatan membaca pada siswa, yaitu siswa Surabaya yang suka membaca dan melakukan kegiatan membaca sebagai kegiatan sehari-hari. Agar mereka menjadi pembaca seumur hidup (Reader for Life) dan akhirnya menjadi warganegara yang cerdas dan berguna bagi bangsa dan negara.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagaan Ir. Yusuf Masruh menerangkan program TMS merupakan upaya dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa, menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari, menjadikan anak Surabaya sebagai pembaca sepanjang hayat, serta sebagai perwujudan Surabaya sebagai kota literasi. Ikhsan menambahan bahwa target yang akan dicapai ialah siswa Surabaya mampu membaca 1.000.000 buku.
Satria Dharma seorang pegiat literasi yang menjadi narasumber kegiatan pelatihan ini menjelaskan TMS ditujukan bagi siswa semua jenjang dengan ketentuan yakni, untuk siswa SD/MI membaca 20 – 30 buku, SMP/MTs 15 buku dan SMA/SMK/MA 10 buku.
“Setelah membaca para siswa membuat resume dari bacaan yang dibacanya nanti”.
Mekanismenya meliputi, siswa harus memilih judul buku yang akan dibacanya selama mengikuti Tantangan Membaca Surabaya 2015 berdasarkan daftar yang telah disusun oleh oleh Tim penyelenggara Tantangan Membaca Siswa Surabaya 2015. Formulir Pendaftaran untuk mengikuti Tantangan Membaca Surabaya 2015 harus sudah masuk sebelum program TMS dimulai.
Siswa bisa meminjam buku yang dipilihnya untuk dibaca selama Tantangan Membaca Surabaya 2015 dari perpustakaan kelas, perpustakaan sekolah,perpustakaan daerah, taman-taman bacaan, atau pun membeli sendiri di toko buku.Siswa bisa membaca buku yang telah dipilihnya di sekolah mau pun di rumah.Siswa melaporkan rencana daftar bacaannya, dan hasil membacanya pada Tim Penyelenggara TMS di sekolah masing-masing. Siswa melaporkan kapan ia mulai membaca dan akan melaporkan kapan ia menyelesaikan membaca buku tersebut.
Ada pun target yang hendak dicapai oleh program Tantangan Membaca Surabaya 2015, jumlah sekolah peserta Tantangan Membaca Surabaya 2015 sebanyak 400 (empat ratus) sekolah/madrasah yang terdiri dari, SD/MI sebanyak 200 sekolah ,SMP/MTs sebanyak 125 sekolah, SMA/SMK/MA sebanyak 75 sekolah. Jumlah siswa peserta TMS diharapkan mencapai lebih dari 100.000 (seratus ribu) siswa. (Humas Dispendik Surabaya)