Selama dua hari yakni, 23-24 Mei 2016 Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) melatih ratusan siswa SMP dengan pelatihan jurnalistik. Acara yang berlangsung di lima titik tersebut bertujuan memberikan pembekalan kepada para siswa terkait dasar-dasar jurnalistik agar dapat dikembangkan menjadi sebuah bekal kemampuan di bidang non akademik.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd mengemukakan selain melatih siswa mengasah potensi dan bakat mereka di bidang jurnalistik, pelatihan ini bertujuan pula untuk meningkatkan kemampuan membaca serta menulis siswa agar ketika waktu liburan dapat dimanfaatkan untuk mencari sebuah kegiatan yang bermanfaat.
“Kami ingin mengembangkan potensi siswa di bidang lainnya, seperti kegiatan jurnalitik ini”.
Eko menambahkan pelatihan yang digelar di SMPN 3, SMPN 17, SMP Barunawati, SMPN 21, serta SMPN 26 tersebut melibatkan para jurnalis-jurnalis profesional di bidangnya.
“Materi diisi oleh narasumber yang memiliki latar belakang seperti, wartawan, fotografer, desain web sampai penulis buku”.
Di SMPN 17, Achmad Syahroni kepala SMPN 17 menuturkan, kegiatan ini memberikan dampak positif dalam pengembangan bakat siswa pada dunia jurnilistik. Menurutnya sekolah-sekolah telah memiliki saluran tersendiri seperti majalah dinding, web sekolah, sampai majalah sekolah.
“Kami harap pelatihan-pelatihan semacam ini terus di gelar agar para siswa mendapatkan bekal yang lebih untuk meraih sebuah keberhasilan”.
Siona Kristiani Mulya, mengaku senang mendapatkan pelatihan semacam ini, meskipun sampai sore dirinya merasa enjoy dengan materi-materi yang disajikan oleh para narasumber. Siswi kelas VIII SMPN 23 tersebut akan lebih mendalami kemampuannya di bidang jurnalistik untuk meningkatkan lebih banyak meng-explore apa yang terdapat di lingkungan sekolahnya ke masyarakat luas melalui berbagai media.
Sementara itu, Oky Yanu Handoko, S.Kom salah seorang pengajar design layout mengatakan bahwa sebuah karya agar nyaman dibaca seorang layouter harus memperhatikan font typography. Tipografi sendiri ialah teknik memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, guna kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
“Untuk membuat sebuah majalah banyak orang yang bekerja di belakangnya, seperti, fotografer, penulis, sampai layouter”, pungkas Oky. (Humas Dispendik Surabaya)