Rujak uleg yang terkenal sebagai menu kuliner khas Kota Surabaya merupakan salah itu ikon yang harus dipertahankan. Untuk itu Pemerintah Kota (pemkot) menyelenggarakan festival rujak uleg, kemarin (18/05) di kawasan Kya-Kya Jalan Kembang Jepun.
Ribuan masyarakat Surabaya dari berbagai elemen tumpah ruah di ajang festival setahun sekali. Dalam kegiatan festival ini, ribuan warga Surabaya tumpah ruah memadati Jalan Kembang Jepun dengan berpakaian unik layaknya karnaval untuk meracik menu kuliner rujak.
Mereka menggunakan kostum unik mulai dari kostum kontemporer, tokoh pewayangan hingga kostum piala dunia. Bahkan peserta yang mengenakan kostum seunik mungkin menjadi salah satu penilaian sebagai 10 peserta terbaik.
Selain itu, dalam festival ini para peserta akan dinilai kekompakan dalam yel-yel dan berjoget sebelum meracik rujak, rasa rujak dan kebersihan penyajian rujak.
Brigita Puji Ardana pelajar dari SMAK St. Louis I yang turut mengikuti festival rujak uleg tersebut mengatakan festival ini merupakan kesempatan untuk makan rujak gratis secara masal.
“Fetival rujak uleg ini menjadi tradisi jujugan warga Kota Surabaya. Karena selain bisa melihat kostum-kostum unik para peserta, warga juga bisa makan rujak uleg gratis secara masal,” katanya.
Sementara itu, dalam festival rujak uleg ini Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya menerjunkan tim UPTD yang tersebar di lima wilayah tersebut. Kepala UPTD BPS Surabaya III Dra Hj, Endang menuturkan guna memeriahkan jalannya festival rujak uleg tersebut, para stafnya rela untuk berpakaian alan punakawan serta hiasan-hiasan lainnya.
Ikhsan, Kepala Dispendik Surabaya tampak bersemangat tengah menguleg rujak bersama jajaran SKPD lainnya di lingkungan pemkot Surabaya.
Dimulainya festival ini ditandai dengan aksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menguleg bumbu rujak dalam sebuah kuali raksasa berdiameter satu meter yang kemudian dibagi-bagikan kepada warga masyarakat secara gratis. (Humas Dispendik Surabaya)