Peringatan Hari Kartini di lingkup Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berjalan semarak. Acara yang digelar di Taman Surya, Selasa pagi (21/4) tersebut dimeriahkan oleh berbagai lomba. Di antaranya, lomba masak nasi goreng, lomba makan kerupuk dan lomba tari poco-poco.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekkota Surabaya, Yayuk Eko Agustin mengatakan, lomba masak nasi goreng diperuntukkan bagi para kepala dinas dan camat laki-laki. Sedangkan seluruh pejabat perempuan wajib mengikuti lomba makan kerupuk ala peringatan 17 Agustus. Sementara lomba tari poco-poco diikuti para peserta yang terdiri dari lurah dan pegawai pemkot eselon IV.
Lomba masak berjalan menarik. Tak jarang aksi pejabat pemkot dari kaum adam tersebut diselingi gelak tawa. Maklum, tidak semua terbiasa meracik bumbu dan mengolah nasi goreng di depan penggorengan.
“Masaknya harus sendiri lho, jangan dibantu para ibu-ibu,” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat meninjau stan lomba masak nasi goreng milik Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya. Tanpa canggung-canggung Kadispendik Ikhsan langsung menuangkan racikan bumbu nasi goreng ke dalam wajan penggorengan yang telah disediakan. Setelah jadi, nasi goreng buatan mantan Kepala Bapemas tersebut langsung dicicpi oleh para staf dan kepala sekolah dilingkungan Dispendik.
Momen peringatan Hari Kartini pada Selasa pagi (21/4) di Taman Surya dimanfaatkan Walikota Tri Rismaharini untuk mengingatkan makna perjuangan RA Kartini. Menurut dia, wanita masa kini sudah memperoleh persamaan hak. Tapi, di sisi lain, juga tidak boleh berperilaku seenaknya.
“Jangan gara-gara punya jabatan, punya prestasi dan gaji lebih besar, perempuan bisa sewenang-wenang di rumah,” kata walikota perempuan pertama di Surabaya tersebut.
Dengan kata lain, Risma -sapaan walikota- menghimbau wanita harus mampu membagi peran antara pekerjaan dan sebagai ibu atau istri. “Setinggi apa pun posisi seorang perempuan di kantornya, di rumah dia tetap seorang istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Jangan sampai rasa superior di lingkungan pekerjaan dibawa ke rumah,” tuturnya.
Pesan tersebut dikumandangkan Risma karena, menurut dia, seorang ibu memegang peran penting dalam sebuah keluarga. Seorang ibu bisa menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi suami dan anak-anaknya. Untuk itu, Risma berkeyakinan, perempuan yang berhasil dalam karirnya juga seharusnya bisa berhasil pula dalam membina keluarganya.
Sementara itu, di SMPN 26 peringatan hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April diawali dengan defile siswa-siswi memakai pakaian tradisional mengelilingi lapangan. Keluwesan para peserta mengenakan pakaian tradsional menjadi penilaian utama dalam lomba tersebut.
Kepala SMPN 26 Akh. Suharto menerangkan, selain lomba keluwesan peringatan Kartini kali ini diisi juga dengan lomba merangkai bunga, karaoke campur sari dan lomba band putri. (Humas Dispendik Surabaya)