Pentingnya peran serta partisipasi komite sekolah dalam membangun serta mewujudkan pendidikan Surabaya menjadi lebih baik merupakan sebuah hal yang perlu mendapatkan tanggapan serius dari semua kalangan, tak terkecuali oleh Pemerintah. Mengingat pentingnya peran komite tersebut, selama dua hari yakni 6-7 November Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya selenggarakan raker komite sekolah. Acara yang berlangsung di gedung Wanita tadi (06/11) membahas berbagai program pendidikan ke depan.
Dalam sambutannya, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengungkapkan bantuan operasional pendidikan daerah (BOPDA) merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, oleh karena itu bagi sekolah swasta yang masih belum mengurus SK Kemenkumham terkait kelembagaannya diharapkan agar segera mengurus karena bantuan tersebut tidak dapat diberikan kepada sekolah/lembaga yang belum memiliki badan hukum.
“Dispendik bersama Kemenkumham telah beberapa kali memfasilitasi sekolah yang akan melakukan pengurusan badan hukum lembaganya, bagi sekolah yang belum mengurus diharapkan agar segera mengurus”.
Terkait buku kurikulum 2013, Dispendik Surabaya akan menyiapkan 3 skenario, pertama yakni buku tersebut diberikan kepada semua sekolah, scenario kedua diberikan kepada sekolah mandiri, karena sekolah sasaran sudah mendapatkan bantuan dari pusat, dan yang ketiga diberikan kepada sekolah mandiri dan kuota tambahan.
“Kami harapkan pada tahun ajaran baru, para siswa sudah dapat menerima buku, karena anggaran telah disiapkan”, tutur Ikhsan.
Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Yuli Purnomo mengemukakan, raker komite sekolah ini adalah untuk menampung aspirasi para komite sekolah sehingga dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam membangun pendidikan lebih baik.
Berbicara budaya mutu SD, Ali Yusa anggota DPS lainnya menerangkan budaya mutu tercermin pada: (1) pembelajaran; (2) ekstrakurikuler , (3) MBS, (4) pengelolaan perpustakaan dalam menumbuh kembangkan budaya literasi, dan (5) UKS (Khusus SD Pembina). Menurutnya, nantinya persaingan MEA melandasi perubahan kompetensi lulusan berdampak pada perubahan perilaku pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu kelulusan dibutuhkan adanya pendidian budaya mutu. (Humas Dispendik Surabaya)