Tak salah jika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Dikmen menunjuk SMAN 5 sebagai penyelenggara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB), hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dalam meningkatan minat baca para siswanya, melalui program Tantangan Membanca Surabaya para siswa sekolah tersebut mampu membaca sedikitnya 1.847 judul buku dalam satu bulan.
Tadi pagi (11/06) bertempat di gedung aula Politeknik Stikes Surabaya untuk kedua kalinya SBSB di gelar setelah beberapa waktu yang lalu pernah diadakan di SMPN 12 Surabaya. Acara yang dihadiri lebih dari 600 undangan yang terdiri dari para siswa dan guru SMAN 5 tersebut dihadiri oleh Dirjen Dikmen Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi dan para sastrawan-sastrawan Indonesia.
Dalam sambutannya, Kadispendik Ikhsan mengatakan sebagai kota Literasi, Surabaya tentunya terus mengembangkan berbagai program pendidikan. Program keliterasian tersebut diawali dengan program wajib baca buku sebelum dilakukan pembelajaran di kelas, kemudian membuat karya cerpen untuk mengisi waktu liburan bersama keluarga, dan diteruskan dengan Tantangan Membaca Surabaya 2015.
Program Tantangan Membaca Surabaya merupakan upaya untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa, menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari, menjadikan anak Surabaya sebagai pembaca sepanjang hayat, serta sebagai perwujudan Surabaya sebagai kota literasi.
Mantan Kepala Bapemas & KB tersebut menambahkan TMS ditujukan bagi siswa semua jenjang dengan ketentuan yakni, untuk siswa SD/MI membaca 20 – 30 buku, SMP/MTs 15 buku dan SMA/SMK/MA 10 buku.
“Target yang diharapkan sampai bulan Desember ialah 1.000.000 judul buku terbaca oleh siswa”.
Sementara itu, Achmad Jazidie menerangkan dalam meriah sebuah kesuksesan salah kunci utamanya ialah gemar membaca dan menulis. Dengan membaca maka banyak pengetahuan yang didapat.
“Bacalah apa saja yang ada di muka bumi ini, kemudian tuangkanlah dalam bentuk tulisan”.
Jazidie menganggap bahwa berbagai program keliterasian yang telah dialaksanakan Surabaya paralel dengan pogram dari Kementrian, sehingga kedepannya nanti akan memiliki dampak yang luar biasa bagi pengembangan potensi anak.
Pada kesempatan ini, Dirjen Dikmen tersebut juga menjanjikan bahwa para juara OSN tingkat internasional akan dibiayai pendidikannya secara gratis oleh pemerintah sampai lulus S-3. (Humas Dispendik Surabaya)