Sekitar 70 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi (PT) di Surabaya yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) siang tadi Kamis (27/07) mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) Jl. Jagir Wonokromo 354-356 Surabaya. Dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian dibantu BPB Linmas Pemkot Surabaya, puluhan mahasiswa tersebut menyampaikan aspirasinya melalui orasi di depan halaman kantor Dispendik.
“Kami menolak diberlakukannya full day school di sekolah Surabaya serta dikembalikannya pengelolaan SMA dan SMK ke Pemkot Surabaya”, ujar M. Taufik koordinator aksi.
Mukarromah, peserta aksi dari PMII Taswirul Afkar Surabayamengungkapkan keberadaan full day school saat ini cenderung merugikan banyak pihak, khususnya anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Sebab, tidak semua sekolah Full Day School menerapkan pendidikan karakter seperti mengaji.
Adapun sekolah swasta yang menerapkan full day school lengkap pendidikan agama harganya cukup mahal.
“Full day school yang ada saat ini akan membuat TPQ gulung tikar. Padahal yang memberikan bimbingan rohani ya TPQ dan Madin,” jelas mahasiswa STAI Taswirul Afkar Surabaya ini.
Sementara itu, setelah menggelar aksi orasi Kadispendik Surabaya Ikhsan kemudian mengajak kepada para peserta orasi untuk berdialog di ruang Ki Hajar Dewantara. Menurutnya, ada tidak adanya full day school, Pemkot Surabaya telah bertekad untuk menjadikan pendidikan Surabaya menjadi yang terbaik karena visi pendidikan di Surabaya ialah menjadikan Surabaya sebagai barometer pendidikan nasional.
Ikhsan menuturkan pengembangan bakat dan potensi siswa baik pada bidang akademik maupun non akademik terus dilakukan Pemkot Surabaya melalui Dispendik guna mencetak para pelajar Surabaya berprestasi serta mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
“Tidak hanya itu penyediaaan sarana dan prasarana seperti gedung sekolah, LCD serta komputer dalam rangka memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pendidikan yang optimal telah dilakukan”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut mengungkapkan bahwa aksi orasi yang digelar oleh PMII ini merupakan sebuah bentuk kepedulian dan perhatian membangun pendidikan di Surabaya yang lebih baik. (Humas Dispendik Surabaya)