Selain mempersiapkan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online, dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2014/2015. Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya lakukan pembekalan terkaitl ayanan orientasi sekolah (LOS) yang dulu lebih terkenal dengan MOS, Senin (09/06) di gedung Wanita Surabaya.
Penggunaan kalimat LOS bertujuan untuk menghilangkan stigma negatif dikalangan siswa dan masyarakat yang selama ini identik dengan perploncoan.
Acara yang dihadiri oleh kepala SD, SMP, SMA dan SMK negeri/swasta tersebut memberikan pembekalan, agar sekolah siap menyambut siswa barunya dengan pengenalan sekolah yang lebih humanistik.
Dengan mengusung tema “Pelajar Surabaya, Jujur, Kreatif, dan Inovatif”, diharapkan nantinya para siswa akan lebih bangga akan sekolahnya dan dapat menciptakan banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik.
Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. S. Psi, MM dalam sambutannya mengemukakan dalam kegiatan LOS nanti setiap kegiatan harus memanusiakan siswa. “Perploncoan, sekarang sudah tidak jamannya lagi”, tuturnya.
Ikhsan menambahkan bahwa sekolah dapat membuat program pengenalan sekolah yang lebih berorientasi kepada membangun potensi diri siswa, serta menjadikan sekolah tempat yang ramah dan nyaman dalam melakukan aktifitas pembelajaran.
Sementara itu, terkait tes potensi akademik (TPA) yang diberlakukan dalam PPDB sekolah jalur kawasan. Humas Fakultas Psikologi Unair Margareta menuturkan bahwa TPA hanya bertujuan mengukur kemampuan berfikir (cognitive ability) dalam mengarahkan anak mencapai sebuah keberhasilan. Hal itu disebabkan karena setiap siswa memiliki pengembangan potensi yang berbeda-beda.
Aryo dari Fakultas Psikologi Unair menambahkan, bahwa pembuatan soal-soal TPA melibatkan para ahli psikologi yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) dalam melakukan me-review soal TPA sebelum nantinya digunakan. “Soal-soal TPA telah disesuaikan dengan kemampuan siswa”. (Humas Dispendik Surabaya)