Penerimaan peserta didik baru masih kurang beberapa bulan lagi, namun Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya telah menyiapkan pembekalan kepada para wakasek kesiswaan dan para ketua OSIS SMP dan SMA se-Surabaya tentang persiapan Layanan Orientasi Siswa (LOS) yang dahulu lebih dikenal dengan istilah MOS.
Pembekalan para para wakasek kesiswaan dan para ketua OSIS SMP dan SMA se-Surabaya berlangsung di gedung Wanita selama tiga hari, yakni 27-28 April 2015.
Selama ini, MOS dijadikan ajang untuk tebar pesona siswa, dengan berbagai macam cara mulai dari yang positif hingga hal yang negatif (bullying, plonco, dll) pada prinsipnya menunjukkan senioritas yang berlebihan.Penggunaan kata LOS merupakan sebuah upaya menghilangkan stigma negatif akan kesan perploncoan yang akhir-akhir ini marak berkembang di masyarakat.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menjelaskan tiga hari LOS berlangsung para siswa mendapatkan pembekalan tentang tiga hal, yakni pengenalan lingkungan baru, proses adaptasi, dan memberikan kegiatan yang positif.
Pengenalan lingkungan baru nantinya seperti, Pengenalan Kota Surabaya : Historis, Sosio cultural (karakter masyarakat, kesenian, makanan,dll), pemerintahan, visimisi, mengenalkan sekolah, tujuan sekolah dan kebijakan sekolah pengajar, struktur sekolah, OSIS, ekskul, lingkunganprestasi dan Kebanggaan Sekolah (Siswa, Ekskul, dan Sekolah). Sedangkan proses adaptasi lebih menekankan kepada Konsep Diri – Kelebihan dan kekurangan (untuk diantisipasi) sekolah dan dirinya untuk membentengi dari hal yang kurang baik. Dan kegiatan postif berupa, bersih-bersih sekolah, pembentukan struktur sekolah, serta tugas untuk membuat mengenai “Harapan Kedepan Kota Surabaya”.
Tujuan LOS ialah meningkatkan pemahaman orangtua dan siswa terhadap strategi pendidikan nasional, kebijakan program pendidikan kota Surabaya dan kegiatan intra/ekstra kurikuler di sekolah, mempersiapkan mental belajar siswa dalam mengikuti proses pendidikan yang hendak ditempuhnya dan menghadapi tantangan, mengenali dan menghindari berbagai potensi permasalahan yang dapat menghambat pencapaian tujuan siswa dalam pendidikan, menginformasikan layanan bantuan untuk membantu mengembangkan prestasi atau mengatasi permasalahan siswa demi kepentingan terbaiknya.
Terkait konsep diri, Nanang A. Chanan narasumber pada kegiatan ini menjelaskan Konsep diri sangat penting untuk melakukan penilaian diri apakah nilai-nilai luhur telah menjadi perilaku sehari-hari atau belum.Sadarilah bahwa masukan positif kepada sadar dan bawah sadar akan menentukan perilaku positif. Masing-masing pribadi telah memiliki cita – cita diri yang telah dirumuskan dan diyakini sendiri untuk bisa diwujudkan kelak.
Sementara itu, Martadi salah seorang pakar pendidikan membahas tentang budaya kearifan lokal Surabaya mengungkapkan Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabayamembentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura.Jumlah penduduk Surabaya 2.878.637 jiwa (per April).
“Oleh karena itu pelajar Surabaya harus paham tentang sebuah kearifan lokal”.
Martadi menambahkan, terdapat berbagai tempat sejarah dan berbagai fasilitas umum yang nantinya akan menambah kekhazanahan pengetahuan pelajar Surabaya di bidang sosial budaya yang dapat menjadi bekal di kemudian hari kelak.
Kegiatan LOS 2015 diikuti oleh 359 wakasek kesiswaan SMP, 264 wakasek kesiswaan SMA dan SMK, 718 ketua OSIS SMP dan 528 ketua OSIS SMA dan SMK se-Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)