Sejak pukul 05.00 pagi tadi, Minggu (27/11) ribuan guru dan tenaga kependidikan se-Surabaya datangi puncak Hari Guru Nasional yang ke-23 di Gelora 10 November. Acara yang bertajuk “Apresiasi Guru 2016 (APG)” tersebut merupakan sebuah bentuk apresiasi tertinggi atas dedikasi dan peran guru dalam memajukan pendidikan Surabaya menuju barometer pendidikan nasional.
“Terima kasih dari saya beserta seluruh jajaran SKPD dan DPRD atas peran guru selama ini dalam membimbing anak-anak Surabaya”, ucap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dihadapan 37.238 guru dan tenaga kependidikan se-Surabaya”.
Risma -panggilan Wali Kota Surabaya- mengungkapkan atas peran mulia para guru dalam membimbing pelajar tersebut di Surabaya sudah tidak terdengar lagi adanya tawuran dan mampu menjadikan anak Surabaya memiliki kepribadian sikap sopan santun.
Tidak hanya itu, atas peran guru yang luar biasa tersebut Human Development Index (HDI) Surabaya melonjak tajam yang semula di tahun 2010 HDI Surabaya tertinggal dengan Jakarta, namun di tahun 2016 ini HDI Surabaya tertinggi di Indonesia.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya tersebut menyampaikan tantangan ke depan ialah bagaimana mempersiapkan anak-anak Surabaya untuk siap bersaing di era globalisasi atau yang lebih dengan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
“Lawan kita sesungguhnya ialah yang ada di luar sana”.
Terkait prestasi pelajar Surabaya, Risma brujar atas dedikasi dan kerja keras para guru Surabaya pretasi siswa Surabaya dari tahun ke tahun terus meningkat, jika di tahun 2014/2015 prestasi anak Surabaya berjumlah 5.334 mulai dari tingkat kota hingga internasional, maka di tahun 2015/2016 sampai bulan Oktober tercatat 5.422 prestasi.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik)Surabaya mengutarakan, tema yang diangkat tahun ini yakni Tatag, Teteg, Tutug Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut menerangkan Teteg, Tatag dan Tutug yang berarti yakin dan berani dalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan, yakni mewujudkan Surabaya sebagai barometer pendidikan nasional.
Selain itu peran tenaga kependidikan dalam membantu memajukan pendidikan di Surabaya juga tidak boleh dipandang remeh, karena semua saling berkolaborasi memiliki satu tujuan yakni dalam mewujudkan Surabaya sebagai barometer dan inspirator pendidikan nasional.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagaan Dispendik Ir. Yusuf Masruh mengatakan bahwa APG 2016 diisi dengan beragam pertunjukkan, mulai dari deville guru dengan segala bidangnya, senam PGRI, sampai pertunjukkan drama kolosal yang diikuti 800 guru dengan judul “Jasamu Guru”.
“Lewat APG 2016 diharapkan mampu memotivasi para guru meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan di Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)