Kemarin dan hari ini (25-26/07), setidaknya 200-an anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Kota Surabaya mengikuti kegiatan pondok Ramadhan terpadu yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Kepala Sekolah Inklusif (FKKSI) Surabaya di SDN Ketintang II.
Pelaksanaan pondok Ramadhan terpadu bagi para siswa berkebutuhan khusus diisi dengan berbagai macam kegiatan. Salah satunya, mereka diajari beribadah puasa dan salat berjamaah di SDN Ketintang II. Meski memilki kekurangan, mereka tetap semangat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dua hari tersebut.
Para ABK yang berasal dari 50 SD Inklusif di Surabaya mengikuti pondok Ramadhan terpadu dengan semangat. Sebagian besar, mereka berasal dari anak-anak tunarungu, speech disorder, tunagrahita, tunadaksa, down syndrome, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), low vision, dan cerebral palsy.
Acara pondok Ramadhan terpadu dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM. Dalam sambutannya Ikhsan mengungkapkan bahwa melalui kegiatan pondok Ramadhan terpadu bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), anak-anak dapat memperoleh pengalaman untuk sering-sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya.
“Kegiatan yang seperti ini akan lebih baik jika dilakukan secara periodik dan untuk perkembangan jiwanya ataupun skillnya“. terang Ikhsan dihadapan para guru dan anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Kota Surabaya.
Sementara itu, Ketua FFKSI Surabaya Dra. Titi Kanti Oetomo mengatakan, pondok Ramadhan terpadu tersebut bertujuan memberikan hak dan pelayanan yang sama kepada ABK.
Kegiatan pondok Ramadhan khusus ABK, juga disertai dengan workshop/pelatihan kepada para pendamping khusus ABK. Pelatihan ini diikuti setidaknya 50 guru pendamping, 50 kepala sekolah, dan 50 guru agama. Mereka mendapat materi metode baru dalam mengajar ABK. Yakni, metode applied behavior analysis (ABA). (Humas Dispendik Surabaya)