Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya melakukan Pelatihan dan Pendampingan Profil Pelajar Pancasila untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas se-Kota Surabaya. Pelatihan dilaksanakan mulai Selasa (19/01/2021) sampai dengan Kamis (21/01/2021) mendatang melalui Zoom.
Dalam sambutannya, Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengatakan, sosialisasi diikuti oleh narasumber yang buah pikirannya nanti dapat diaplikasikan oleh para guru atau kepala sekolah saat memberikan pembelajaran kepada anak-anak.
“Keyakinan saya sampai sekarang ini, baik itu kurikulum, materi pembelajaran, kemudian gedung sekolah, semua itu hanya lipstik. Tapi yang paling utama adalah kemauan bapak-ibu kepala sekolah menerjemahkan itu dan kemudian guru-guru mempraktikan di dalam pembelajaran kepada anak,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya melanjutkan, sesuatu yang teoritis kemudian tidak bisa dipraktikan dalam kehidupan nyata melalui model-model pembelajaran yang sederhana yang mudah dipahami anak-anak, maka itu hanya sekadar teori.
“Saya berharap, kalau ada modul-modul, ada pembelajaran, atau kurikulum yang dibuat pusat atau dinas pendidikan, maka mari diterjemahkan supaya cocok dengan anak-anak kita. Saya kira itu yang lebih penting,” ujarnya.
Supomo mengungkapkan, karakter sangat penting bagi setiap individu. Sebab, karakter menentukan masa depan semuanya. Jika sekarang memiliki karakter tidak baik, dan yang diberikan juga tidak baik, maka anak-anak mendapatkan karakter yang tidak baik. “Saya berharap, kita tetap semangat dalam situasi serba terbatas ini,” terangnya.
Kepala Puspeka Kemendikbud Hendarman menyatakan, Puspeka merupakan lembaga baru yang dibentuk langsung oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Tujuannya untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Siapa SDM unggul? Ia adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar sepanjang hayat ini bukan hanya untuk pelajar atau mahasiswa, melainkan untuk kita semua,” ungkap Hendarman.
Dia menegaskan, bahwa setiap orang, dalam masing-masing posisi, tidak boleh lepas dari sikap mau belajar secara terus-menerus. Pengembangan harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja.
“Inti dari Profil Pelajar Pancasila adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri,” ujarnya. (Humas Dispendik Surabaya)