Ada banyak kegiatan positif bagi para siswa dalam memperingati Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) yang diperingati setiap tanggal 2 Pebruari.
Puluhan siswa yang terdiri dari Kader Lingkungan SMPN 41 bersama kader lingkungan dari SDN Kapasan III, Kapasan V, Simokerto, dan Simokerto VI lakukan aksi afvour sungai kawasan Hutan Mangrove Wonorejo, Jumat (02/02/2018).
Tema peringatan hari lahan basah tahun 2018 adalah Westland for a Sustainable Urban Future yang di Surabaya dilaksanakan melalui kegiatan yang berorientasi penyelamatan dan penyadaran akan pentingnya lingkungan bagi masa depan. Didukung Tunas Hijau Indonesia, tidak kurang 100 kader lingkungan SMPN 41 Surabaya menanam 300 pohon mangrove, dengan membuat lubang, menanami mangrove, dan mengikat dengan bambu agar mangrove – mangrove tersebut tegak berdiri.
Menurut Hanifa, M.Pd , Kepala SMPN 41 Surabaya, kegiatan ini selain mengajak siswa – siswa SMPN 41 Surabaya dalam menanam mangrove, juga memberikan kesempatan untuk “mengajarkannya” kepada adik –adik dari SD terdekat untuk peduli dan cinta lingkungan. Sebagaimana diketahui, SMPN 41 Surabaya setelah berhasil menyandingkan gelar sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 2017 dan Sekolah Terbaik Eco School 2017 berusaha untuk mengajak turut serta warga sekolah, warga sekitar, dan Sekolah sekitar untuk bersama – sama mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan yang benar.
Hari Lahan Basah Sedunia ini merupakan peringatan hari ditandatanganinya Konvensi Lahan Basah, yang disebut dengan Konvensi Ramsar pada tanggal 2 Pebruari 1971 di Kota Ramsar, di pantai Laut Kaspia Iran, dengan fokus awalnya pada masalah burung air. Indonesia masuk menjadi anggota konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 tahun 1991.
Lahan basah menurut Konvesi Ramsar adalah rawa, sungai, danau dan delta, payau atau asin temasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari 6 meter saat surut, dimana keberadaannya sangat penting untuk menyerap dan menyimpan air hujan yang sangat lebat dan mendistribusikannya secara perlahan di daratan sekitar. Hutan Mangrove Wonorejo yang letaknya berhadapan langsung dengan air laut sangat perlu untuk diperluas keberadaannya. Akar pohon ini saling mengikat kuat disetiap kilometernya sehingga mampu mengurangi badai gelombang laut hingga 50 cm. Selain untuk menjaga habitat kehidupan rawa, kawasan ini mempunyai fungsi penting dalam memasok kebutuhan air warga kota surabaya di sekitarnya. (Humas Dispendik Surabaya)