Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencanangkan Kota Surabaya sebagai kota literasi. Pencanangan Surabaya sebagai kota literasi dilakukan setelah upacara peringatan Hardiknas dan Hari Otonomi Daerah, Jumat (2/5) di halaman Taman Surya. Pencanangan Surabaya sebagai kota literasi diawali dengan deklarasi yang dibacakan perwakilan dari siswa-siswi SD, SMP, SMA, SMK. Kemudian berlanjut dengan penandatanganan prasasti oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini didampingi jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya.
Pencanangan ini merupakan wujud dari dukungan Pemkot Surabaya terhadap tema peringatan Hardiknas 2014 yang diusung pemerintah yakni “pendidikan untuk peradaban Indonesia yang unggul”. Perwujudan kota literasi juga menjadi bagian dari komitmen Walikota Surabaya untuk tidak hanya fokus dalam membangun infrastruktur, tetapi juga fokus pada indeks pembangunan manusia di Surabaya.
Dikatakan Walikota Tri Rismaharini, selama beberapa tahun terakhir, Pemkot Surabaya telah mendorong anak-anak di Surabaya untuk rajin membaca. Caranya dengan memperbanyak fasilitas perpustakaan dan taman bacaan. Sebab, dengan banyak membaca, anak-anak di Surabaya berarti telah membekali dirinya sendiri untuk siap menyongsong masa depan dan peradaban yang lebih unggul.
“Dengan banyak membaca, rasa keingintahuan mereka akan tumbuh. Dari situ akhirnya akan muncul kreativitas yang besar. Itu yang kita dorong. Dan pengalaman kita dalam beberapa tahu terakhir, ternyata dampak pembangunan manusia itu cukup besar. Beberapa anak bisa menjadi juara kelas dan juara di bidang lainnya, berangkatnya dari taman bacaan,” tegas Walikota Surabaya seusai upacara peringatan Hardiknas.
Pemkot Surabaya selama ini memang memiliki komitmen untuk menghidupkan budaya membaca di masyarakat. Walikota menyampaikan, hingga kini sudah ada 972 taman bacaan yang tersebar merata di berbagai kawasan di Surabaya bahkan hingga di tingkat kampung. Dan untuk lingkungan sekolah, sudah mencapai di atas 50 persen.
“Untuk di sekolah, kadang ruangannya ndak cukup. Kedua, saya ndak mau perpustakaan hanya dibuka tetapi tidak digunakan. Kalau mereka siap baru kita kasih, saya tidak mau buka saja,” sambung walikota.
Beberapa poin deklarasi yang dibacakan perwakilan siswa-siswi antara lain siap menyukseskan Surabaya sebagai kota literasi, siap melakukan kegiatan literasi dengan membaca dan menulis setiap hari di sekolah, serta siap belajar tekun dan sungguh-sungguh demi kemajuan bangsa. Untuk meningkatkan gairah siswa-siswi dalam membaca, Dinas Pendidikan Surabaya membuat jingle khusus berjudul “Mars Berteman Buku”. Dalam tampilan slide selama hampir dua menit tersebut, Nampak Walikota Tri Rismaharini, Kepala Dinas Pendidikan, Ikhsan, serta beberapa guru dan siswa, antusias membaca buku.
Pemkot Surabaya pada kesempatan ini juga memberikan penghargaan kepada beberapa sekolah dan juga taman bacaan. Diantaranya untuk lomba pemasyarakatan perpustakaan mulai tingkat SMA, SMP, SD hingga tingkat taman bacaan.
Sebelumnya, upacara peringatan Hardiknas di halaman Taman Surya diikuti berbagai elemen seperti guru dan siswa-siswi. Juga dari unsur Bakesbang Linmas Kota Surabaya, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran, PD Pasar Surya, PDAM Surya Sembada.
Walikota Tri Rismaharini yang bertindak selaku pembina upacara peringatan Hardiknas 2014, membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ri, M.Muh. Intinya bahwa esensi pendidikan bukan untuk menyelesaikan persoalan teknis tetapi merupakan upaya memanusiakan manusia demi membangun peradaban unggul. Karena itulah tema yang diusung dalam Hardiknas 2014 adalah pendidikan untuk peradaban Indonesia yang unggul. (Humas Dispendik Surabaya)