Musim kemarau akan segera berakhir, dan kemudian musim penghujan akan segera datang, namun hal tersebut tak membuat khawatir bagi para siswa-siwi SMP PGRI 6 (Sperignam) Surabaya untuk menghadapinya.
Tanpa ragu lagi para siswa tersebut segera membuat lubang resapan biopori dibantu dengan para warga sekolah. Mulanya mereka mengumpulkan pipa paralon yang tidak terpakai bekas pembangunan gedung sekolah. Kemudian mereka menggergaji pipa-pipa tersebut menjadi bagian kecil-kecil, lalu diberi kawat.
Pemberian kawat ini bertujuan untuk menyaring bebatuan agar tidak masuk ke dalam lubang biopori, ketika sampah-sampah sisa pasar dimasukkan ke dalam lubang tersebut.
Banu Atmoko Kepala Sperignam menungkapkan tidak hanya pembuatan lubang biopori saja bersama para siswanya, mereka mengumpulkan sampah-sampah sisa pasar untuk kemudian dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori.
Setelah sampah terkumpul barulah lubang resapan biopori dimasukkan ke dalam tanah. Dengan dibantu para warga sekolah SMP PGRI 6 berhasil membuat setidaknya 25 lubang biopori, hal tersebut merupakan upaya sekolah dalam menanggulangi masalah banjir, tutur Banu. (Humas Dispendik Surabaya)