Alunan musik saxophone menggema di salah satu ruang Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Senin (03/09/2018) sore. Lagu yang dimainkan berjudul Dia, yang populer dibawakan oleh Anji.
Pemain saxophone tersebut adalah Frederix Krisna Nugraha, salah satu penerima beasiswa generasi emas tahun 2018 dari Pemkot Surabaya. Dia merupakan mahasiswa semester 5 jurusan seni, drama, tari, dan musik (sendratasik) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Frederix datang ke kantor Dispendik Surabaya untuk mengurus administrasi beasiswa generasi emas. Disela mengurus administrasi, dia diminta oleh Kepala Dispendik Surabaya memainkan saxophone yang dibawanya. “Coba mainkan satu lagu yang biasanya kamu bawakan,” kata Ikhsan. Akhirnya, Frederix memainkan lagu Dia.
Frederix mengaku belajar saxophone dengan autodidak. Saat duduk di bangku SMK, dia mengambil jurusan seni musik klasik dengan memainkan alat musik drum. “Saya sebenarnya drumer. Tapi sejak kecil punya keinginan belajar saxophone,” ujar alumni SMKN 12 Surabaya ini.
Saat kelas 12 SMK, lanjut dia, memutuskan menjual drum yang dimilikinya senilai Rp1,5 juta. Uang tersebut kemudian dibelikan saxophone milik teman saudaranya yang kebetulan sedang dijual. “Bermain saxophone ini sudah jadi hobi. Yang pertama adalah drummer,” kata remaja yang tinggal di daerah Manukan Lor ini. Sejak itu, dia mulai belajar saxophone sendiri.
“Belajar dari teman-teman sekolah yang sudah paham. Saya juga baca buku-buku cara bermain saxophone. Dengan modal bermain drum sejak kelas 10 dan 11, akhirnya bisa bermain saxophone,” terangnya. Frederix mengatakan, beberapa lagu yang enak didengarnya sering diaransemen ulang. Terutama lagu-lagu mellow seperti karya Dave Koz.
Dengan modal belajar saxophone secara autodidak itu, Frederix mengaku bisa bermain regular di beberapa kafe. Tepatnya saat berkuliah di semester pertama dan kedua. “Kalau sekarang lebih ke acara pernikahan-pernikahan,” ujar mahasiswa angkatan 2016 ini. Dengan begitu, dia mengaku dapat membantu perekonomian keluarga. “Bapak sudah meninggal sejak saya kecil. Ibu seorang guru TK,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)