Berkat keberhasilan SMPN 23 Surabaya menyabet Juara I Lomba Perpustakaan Sekolah SMP Negeri/Swasta Tingkat Kota Surabaya 2014, sekaligus sebagai Juara II Lomba Perpustakaan Sekolah SMP Negeri/Swasta Tingkat Provinsi Jawa Timur 2014, sedangkan Tahun 2013, SMPN 23 sebagai Juara II Lomba Perpustakaan Sekolah Tingkat Kota Surabaya, SMPN 23 menjadi jujugan tamu Pemkot Surabaya maupun tamu Dispendik Kota Surabaya untuk sharing berkait dengan literasi. Upaya Pemkot Surabaya dan Dispendik Kota Surabaya dalam mewujudkan Surabaya Kota Literasi menarik perhatian bagi daerah lain untuk lebih dalam mengkaji implementasi di sekolah-sekolah.
Sebanyak 17 orang guru dari IGI (Ikatan Guru Indonesia)Kabupaten Aceh Timur melakukan kunjungan ke SMPN 23 Surabaya. Rombongan yang didampingi oleh Kasubid Pembinaan Perpustakaan Kota Surabaya, Drs. Elok Susilo W., M.M. tersebut diterima langsung oleh Kepala Sekolah, Dra. Elly Dwi Pudjiastuti, M.Pd.,.di ruang rapat lantai dua SMPN 23 Surabaya, Selasa pagi ( 17/2).
Nurdin, M.A., Ketua IGI Kabupaten Aceh Timur, menuliskan kesannya pada sebuah kanvas bahwa SMPN 23 sekolah yang sangat menginspirasi. Setiap sudut memberikan pelajaran berbeda dengan kualitas tinggi. Keberhasilan program literasi dapat dilihat dari begitu banyaknya hasil kreativitas siswa di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas. Sekolah ini layak menjadi sekolah hijau terbaik sepanjang pengalaman saya 14 tahun menjadi guru.
“Teruslah menjadi sekolah yang ramah dan jangan pernah berhenti untuk berbagi.”, Pesan Nurdin.
Dalam kesempatan yang sama, Agus Salim, S.Pd., M.Pd., Kabid Dikdas Dispendik Kabupaten Aceh Timur, menuliskan kesannya pada kanvas bahwa suasana literasi di SMPN 23 Surabaya dapat membangkitkan motivasi dan kreativitas bangkitnya literasi dunia pendidikan Aceh Timur.
Kepala Perpustakaan SMPN 23, Kun Mariyati, S.Pd., menuturkan dalam paparannya bahwa sejak Tahun Pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 23 telah mengadakan kegiatan “Jumat Bersih, Sehat, dan Cerdas”. Yang dimaksud dengan Jumat Cerdas yaitu para siswa secara bergiliran tingkat kelas diwajibkan membaca buku dan membuat resume dari apa yang telah mereka baca.
Ketika Walikota Surabaya meluncurkan Program Kota Surabaya Sebagai Kota Literasi pada Hardiknas 2 Mei 2014, dilanjutkan dengan Kebijakan Kadispendik Kota Surabaya agar setiap hari efektif, setelah berdoa pada awal pelajaran diteruskan dengan kegiatan membaca Al Quran selama 10 menit dan membaca buku selama 15 menit. SMP Negeri 23 dengan menambah waktu untuk membaca literasi dan menulis resume selama 20 menit, tambahnya.
Masih menurut Kun Mariyati, untuk mendukung Surabaya Sebagai Kota Literasi, sarana dan prasarana perpustakaan dilengkapi dengan sistem Sipus, Ruang Sirkulasi Buku, Ruang Baca, Ruang IT. Di samping itu, perluasan ruang baca diperbanyak seperti di Ruang Baca di Taman Toga, Ruang Baca di Di Bawah Pohon Rindang, dan di Ruang Baca di Di Bawah Pohon Sapu Tangan. (Humas Dispendik Surabaya)