Dewasa ini perkembangan kemajuan teknologi yang semakin modern acap kali memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan karakter dalam diri anak. Tidak dapat dipungkuri arus transformasi yang semakin cepat serasa dunia dalam genggaman. Kemajuan zaman serta teknologi yang terus terbarukan membuat kita sedikit melupakan akan keragaman kesenian dan kebudayaan yang kita miliki.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya keseimbangan akan dua hal tersebut, sehingga dapat berjalan seirama menjadikan satu keterpaduan.
Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Tadi siang (03/03) bertempat di gedung aula SMKN 6, ratusan guru kelas dasar mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai pendidikan seni dan budaya agar nantinya mereka dapat memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna terutama dalam pembentukan karakter anak.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendik Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd mengutarakan, bahwa sebagai upaya meng-upgrade kemampuan guru dalam memberikan pendidikan seni budaya kepada para siswa harus dibekali dengan kemampuan yang betul-betul terasah melalui pelatihan pembuatan bahan ajar pada mata pelajaran (mapel) seni budaya.
Mantan Kepala SDN Wonokusumo I tersebut juga berujar, kebiasan anak masa kini yakni banyak bermain teknologi dengan menggunakan gadget, sehingga mereka harus dibekali dengan pengetahuan tambahan terutama pendidikan seni dan budaya agar mereka nantinya memiliki sebuah karakter yang bagus sebagai generasi emas yang memiliki akhlak mulia serta juga dapat melestarikan seni dan budaya yang dimiliki bangsa ini.
“Para guru ini dilatih oleh pengajar-pengajar professional dari perguruan tinggi”, ungkapnya. (Humas Dispendik Surabaya)