Penerima beasiswa dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya program D3 Teknik Pesawat Udara (TPU) Politeknik Penerbangan (Poktekbang) Surabaya resmi dilantik sebagai taruna/taruni tahun 2018, Sabtu (13/10/2018). Mereka dan seluruh taruna/taruni tahun 2018 dilantik usai mengikuti pendidikan dan pelatihan selama tiga minggu. Pelantikan ini juga menjadi momen untuk bertemu keluarga kembali.
Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ir. Umiyatun Hayati Triastuti. Pelantikan dilaksankan di lapangan Poltekbang.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Aston Tambunan turut hadir dalam kesempatan tersebut. Menurut dia, beasiswa ini adalah hasil kerja sama tiga pihak, yaitu Pemkot Surabaya, Poltekbang, dan Lion grup. “Pemkot memberikan beasiswa kepada 48 anak dari keluarga tidak mampu untuk berkuliah di Poltekbang,” kata Aston.
Setelah lulus dari Poltekbang Surabaya, lanjut Aston, penerima beasiswa diharapkan bisa langsung bekerja ke perusahaan di bawah naungan Lion grup. Dengan begitu, progrm beasiswa untuk memutus rantai kemiskinan di Kota Surabaya ini dapat berjalan dengan baik. “Dengan langsung bekerja, mereka bisa mengangkat ekonomi keluarga,” tuturnya.
Aston menjelaskan, dalam menjaring calon penerima beasiswa, Pemkot Surabaya melalui Dispendik melakukan seleksi administrasi terlebih dahulu. Kemudian dilakukan survei ke lapangan untuk mengetahui keadaan tempat tinggal calon penerima beasiswa.
“Setelah lolos seleksi administrasi dan survei lapangan, calon penerima beasiswa dikirim ke Poltekbang Surabaya. Pihak Poltekbang dan Lion kemudian melakukan rangkaian tes untuk menentukan 48 orang penerima beasiswa,” ungkapnya.
Salah satu taruni Poltekbang Surabaya penerima beasiswa Pemkot adalah Sara Willyanti Simanjuntak. Dia mengaku senang karena telah resmi menjadi taruni. Anak pertama dari dua bersaudara ini ke depannya tidak akan menyia-nyialan kesempatan yang ada.
Sara mengungkapkan, sebelum dilantik menjadi taruna/taruni Poltekbang Surabaya, dirinya bersama yang lain menjalani pendidikan selama tiga minggu. “Satu minggu dilatih di Puslatdiksarmil Juanda dan dua minggunya di Poltekbang,” katanya.
Lulusan SMAN 15 Surabaya ini menjelaskan, proses pendidikan diisi dengan pembentukan karakter, pelatihan baris berbaris, serta cara memberi instruksi. Saat pelatihan di Poltekbang lebih kepada kebersihan, kerapian, dan tata tertib.
Perempuan yang tinggal di rumah susun (rusun) Menanggal ini mengaku sempat rindu dengan rumah dan keluarga selama proses pendidikan. Hal itu juga dirasakan oleh teman-teman lain sesama penerima beasiswa. “Kami semua, sesama penerima beasiswa, kemudian saling menguatkan,” terangnya.
Setelah pelantikan, kata Sara, semua taruna/taruni masuk ke asrama. Mereka tidak diperbolehkan pulang hingga bulan Desember mendatang. “Habis ini kemungkinan ada pengenalan sampai bulan Desember. Jadi, tidak boleh pulang,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)