Kemampuan guru dalam beradaptasi terhadap kemajuan arus teknologi dan globalisasi merupakan sebuah tuntutan pembelajaran masa kini yang menuntut semuanya serba mudah dan dapat langsung diterapkan serta membuat sebuah pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Oleh karena itu, dalam mencetak para calon instruktur kurikulum tingkat nasional bagi guru pembelajar di kelas awal dibutuhkan adanya sebuah dorongan untuk mencetak guru-guru profesional yang siap menghadapi tantangan zaman.
“Saat ini kompetensi instruktur tidak hanya dituntut dalam menguasai materi saja namun juga harus mampu menggunakan IT dalam sebuah proses pembelajaran”, tutur Mulyoraharjo salah seorang Instruktur Nasional (IN) VEDC dalam pelatihan calon instruktur kurikulum di Hotel Garden Palace, sore tadi (20/07).
Senada dengan Mulyoraharjo, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM mengungkapkan bahwa dalam meningkatkan kompetensi guru di Surabaya khususnya mencetak para guru-guru profesional yang mengusaui IT telah dilakukan berbagai upaya melalui inovasi program pendidikan seperti jurnal online, rapor online, klinik kurikulum (online ataupun tatap muka) sampai P2KGS.
Pemetaan dan Peningkatan Kompentensi Guru Surabaya (P2KGS) merupakan sebuah program dalam menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali”.
Ikhsan menambahkan dari pelatihan 32 jam para guru akan mendapat 1 poin angka kredit, pembuatan resume kegiatan mendapatkan 2 poin angka kredit, pembuatan karya tulis dalam bentuk PTK mendapatkan 3 poin angka kredit, dan publikasi jurnal online Dispendik mendapat 3 poin angka kredit.
“Jadi nantiya program pelatihan P2KGS dan pelatihan kurikulum seperti ini dapat membantu meningkatkan poin angka kredit guru untuk kenaikan pangkat”.
Acara yang berlangsug tiga hari tersebut, diikuti oleh 171 peserta, 64 orang dari guru Surabaya, 29 guru dari Jombang, 39 Mojokerto, dan 39 guru Sidoarjo. (Humas Dispendik Surabaya)