Sekolah-sekolah di Surabaya tidak hanya terkenal akan prestasinya di bidang akademik saja, namun juga telah banyak lahir sekolah Adiwiyata mulai dari tingkat provinsi, nasional, hingga mandiri. Hal tersebutlah yang menjadi bagi daerah lain untuk mengkaji dan mempelajarinya.
“Kami ingin melihat proses bagaimana sekolah tersebut (SDN Kaliasin 1) menjadi sekolah Adiwiyata serta kunjungan kami ke Surabaya juga akan mempelajari tata kelolan penyelenggaran pendidikan”, ungkap Umar Haya Ketua Komisi I DPRD Kab. Pangkajene dan Kepulauan ketika bersama rombongan mengunjungi kantor Dispendik Surabaya, pagi tadi Kamis (08/02/2018).
Umar menuturkan bahwa kegiatan study banding ke Surabaya dapat membawa manfaat dalam mengembangkan serta memajukan pendidikan di Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Sekretaris Dispendik Aston Tambunan ketika menerima rombongan menerangkan bahwa dalam mengembangkan serta memajukan pendidikan beragam aplikasi pendidikan telah dipersiapkan sejak lima tahun lalu untuk membantu dan mempermudah kelancaran sistem pendidikan yang berjalan.
“Sebanyak 22 Aplikasi telah berhasil dikembangkan sehingga sangat menunjang upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya”.
Aston menambahkan tidak hanya unggul dalam bidang E-Government, namun pendidikan gratis melalui BOS dan BOPDA juga menjadi pelengkap untuk mewujudkan para calon penerus generasi bangsa yang terus mampu mengukir prestasi.
“Besaran BOPDA yang diberikan, yakni untuk siswa SD sebesar Rp. 29.000,-/siswa/bulan serta siswa SMP Rp. 80.426-/siswa/bulan”.
Sementara itu, Kasi Kesenian dan Olahrga Damaris Padmiasih menyampaikan kepedulian para warga sekolah terhadap lingkungan melalui program Adiwiyata menjadi sebuah modal dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata. (Humas Dispendik Surabaya)