Kota Depok—Banyak program pendidikan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Selain mengembangkan pendidikan vokasi dengan memperbanyak SMK, Pemkot Surabaya juga menyelenggarakan pendidikan gratis untuk semua siswa, baik kaya maupun miskin. Bahkan ketika Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) masih berlangsung, Pemkot Surabaya menggratiskan bagi seluruh siswa.
Komitmen pemerintah yang sangat tinggi terhadap pembangunan pendidikan dengan dukungan dana yang sangat nyata juga dilakukan Kota Surabaya, Jawa Timur, melalui program-program yang inovatif. Dengan jumlah penduduk mencapai 3,3 juta jiwa, Surabaya melakukan apa yang telah dikonsepkan di tingkat Pemerintah Pusat, yaitu dengan membuat formasi kota vokasi dengan proporsi 47 persen SMA dan 53 persen SMK.
Hal itu disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharani, dalam paparannya di acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Bojongsari, Depok (11/2).
Ia mengungkapkan, untuk pengembangan SMK, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara rutin menyelenggarakan pameran pendidikan di mana setiap lulusan SMK berkewajiban menghasilkan produk yang bisa dijual. Hal ini karena Pemkot Surabaya telah memberi makanan, sehingga anak-anak bisa bersekolah hingga sore. Setelah lulus pun, Pemkot memberikan bantuan modal untuk usahanya sebagai latihan berwirausaha.
Mengenai persoalan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), Tri mempertegas akan terus mempertahankan konsep RSBI. “Saya mempertahankan bahwa program boleh jalan, tulisannya saja yang tidak ada,” ujarnya. Perlu diketahui, semua RSBI dan fasilitasnya di Kota Surabaya adalah gratis, bahkan ujian dengan pihak asing pun dibiayai dan guru-gurunya secara rutin dikirim ke luar negeri untuk mengikuti berbagai pelatihan.
Inovasi lainnya yang dilakukan di Kota Surabaya adalah semua proses pendidikan dilakukan secara daring (online) dan prosesnya transparan, mulai dari penerimaan siswa, perpustakaan, try out, proses seleksi kepala sekolah, dan lain sebagainya. Untuk anggaran pendidikan, Kota Surabaya mengalokasikan lebih dari 20 persen APBD seperti yang disarankan undang-undang, mencapai minimal 33 persen. Di Surabaya, semua sekolah baik negeri maupun swasta yang menerima BOPDA, harus gratis, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan menengah (SMA/SMK).
Dengan visi “Pendidikan Berkualitas untuk Semua”, Pemerintah Kota juga menyediakan (kuota) 5 persen untuk anak miskin bersekolah di sekolah terdekat dengan rumahnya. Mereka masuk tanpa tes dengan tujuan memangkas angka putus sekolah. “Kalau anak orang kaya pandai itu biasa, tapi kalau anak miskin bodoh juga biasa. Karena itu, kita fasilitasi seragam, buku, tas, sepatu, dan lainnya gratis untuk operasional mereka,” ujarnya.
Selain itu, ia menginginkan guru dan kepala sekolah hanya fokus pada bidang akademis. Untuk tenaga administrasi (kependidikan), tenaga kebersihan, dan pengamanan sekolah, menggunakan sistem alih daya (outsourcing). “Karena itu, kami menyediakan biaya outsourcing tersebut, karena sangat berat bagi guru untuk mengajar sekaligus melakukan pekerjaan administrasi,” ungkapnya.
Pemkot Surabaya juga memberikan perhatian lebih untuk sekolah inklusi dan layanan khusus, dengan memberikan peralatan yang dibutuhkan, seperti guru pendamping, psikolog, fasilitas kursi roda, komputer braille, alat musik, dan lain sebagainya. Selain itu, terobosan yang dilakukan adalah mendidik dan mengasramakan anak berkebutuhan khusus.
“Kita kumpulkan, diasramakan dan dididik. Ternyata potensi mereka luar biasa daya kreasinya,” ujarnya. Program Kampung Anak Negeri adalah program pembinaan anak yang nakal dan dikucilkan lingkungannya dan ditemukan fakta bahwa tingkat IQ mereka antara 60-80. “Setelah dididik di asrama, mereka sangat membanggakan bahkan mereka mendapatkan medali perak di Asean Games,” katanya.
Untuk jenjang pendidikan nonformal dan informal, pemerintah membayar pendidik dan tenaga ke pendidikan ke semua PAUD di Kota Surabaya yang mencapai jumlah 123,200 PAUD yang berlokasi di setiap rukun tetangga (RT). Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) juga tersedia di seluruh Kota Surabaya. Selanjutnya, dengan sangat mendetail, ia memaparkan bahwa Pemkot Surabaya memberikan beasiswa kepada anak putus sekolah, penyediaan boarding school, pengembangan sekolah ilmu perkapalan dan keperawatan, pemberian uang vitamin bagi siswa yang aktif di bidang olahraga dan kesenian, peningkatan infrastruktur pendidikan, peningkatan kualitas guru untuk mengenyam pendidikan S1 dan S2, bantuan untuk sekolah seni, internet gratis, fasilitas multimedia “Broadband Learning Center”, 490 perpustakaan di ruang-ruang dan juga membangun gedung sekolah baru secara vertikal dengan tujuan memberi ruang gerak untuk anak berolahraga dan menari.
Selain itu, untuk mendukung program pendidikan karakter, didirikan program sekolah kebangsaan yang mempunyai agenda mengunjungi situs-situs penting di Surabaya, Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, Konselor Sebaya untuk mengantisipasi kenalakan remaja, dialog dengan tokoh nasional, kongres pelajar Surabaya, termasuk program Surabaya Ecoschool.