Hingar bingar alunan gamelan mengiringi secara live menyemarakkan suasana Taman Surya Pemkot Surabaya pada pagelaran Seni Padang Rembulan, Sabtu malam (22/3). Kegiatan pagelaran semacam ini sudah digelar sejak tahun 2010 oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, penyelenggaraanya secara berkeliling ke kabupaten/kota seluruh Jawa Timur. Di kabupaten/kota lain, kegiatan Seni Padang Rembulan juga digelar pertunjukan yang sama, yakni berupa memerkenalkan media kesenian, pertunjukan kesenian, dan lain-lain sesuai potensi budaya daerah yang ditempati. Tujuannya, di samping memerkenalkan budaya kepada anak-anak lewat sekolah-sekolah, juga menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap seni budaya daerah.
Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegitan yang bisa mewadahi kreativitas para siswa, khususnya di Kota Surabaya, sehingga anak-anak tumbuh rasa bangga terhadap seni dan budaya setempat.
Seperti pada kegiatan Padang Rembulan kali ini, selain bertujuan meningkatkan mutu pendidikan lewat kesenian melalui jalur sekolah juga menggunakan alternatif lain agar anak-anak dapat secara langsung terlibat. Kalau melalui pertunjukan seperti ini anak akan mengerti, tari remo itu seperti apa, wayang kulit itu seperti apa, juga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan, tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Harun, MSi, MM, mengatakan bahwa dengan Seni Padang Bulan ini juga menyokong Jawa Timur selalu meraih Juara Umum FLS2N tingkat nasional. Kegiatan ini mengacu pada budaya tradisional jaman dulu, bahwa pada setiap malam bulan purnama, masyarakat Jawa, khususnya di Jawa Timur, banyak melakukan kegiatan seperti pembacaan doa-doa, macapat, dan uyon-uyon. Bukan hanya orang dewasa yang banyak memanfaatkan malam bulan purnama denganberbagai kegiatan budaya dan seni, anak-anak pun juga melakukan hal yang sama. Biasanya, anak-anak mengisi dengan lagu-lagu dolanan dan permainan. Tak heran, saling terjaga silaturhmi dan kebersamaan antara masyarakat setempat.
Acara yang dihadiri Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Prof. DR. Kacung Marijan, sekaligus memberi bantuan buku Modul Pengetahuan Tradisional secara simbolis . Kacung Marijan mengatakan bahwa buku ini berisi Pedoman Teknis Penyusunan Modul Pengayaan tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Seni Budaya Nasional. Dengan buku ini diharapkan jajaran Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota memiliki pedoman mengembangkan seni dan budaya setempat, tambahnya.
Turut meramaikan acara tahunan ini, sejumlah sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK memamerkan karya hasil kreativitas siswa. Pameran yang bertemakan pemanfaatan 3D ini, sekaligus sebagai ajang lomba kreativitas karya antar sekolah. Tampilan karya yang bagus-bagus dan bernilai ekonomis dari bahan berbagai limbah itu sempat membuat repot para juri untuk menentukan juara.
Tampil sebagai Juara Tingkat SD adalah SDN Perak Barat Kawasan – Sekolah Adiwiyata Mandiri, Juara Tingkat SMP diraih oleh SMPN 23, sedangkan Juara Tingkat SMA/SMK dimenangkan oleh SMAK Santa Agnes Surabaya.
Selain itu, acara diramaikan pula dengan diselenggarakan Lomba Lukis Damar Kurung. Damar kurung, semacam lampion atau kap lampu tradisionaldari kertas dengan kerangka bambu yang di sisi-sisinya dipenuhi dengan lukisan, adalah karya seni tradisional asli dari kota Gresik. Karya seni lukis lampion dengan desain unik, berkarakter polos kekanak-kanakan, berhias warna terang kuning, merah, hijau, dan merah jambutersebut seakan-akan tidak bisa lepas dari nama besar sang maestronya, Mbah Masmundari. Mbah Masmundari dan Damar kurung merupakan aset Kabupaten Gresik yang sudah tak asing lagi sampai manca negara. (Humas Dispendik Surabaya)