Bertempat di ruang Ki Hajar Dewantara kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) Pusat Layanan Disabilitas (PLD) memberikan edukasi terapi okupasi kepada para orang tua siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kasi Peserta Didik Sekolah Dasar Dedi Prasetiawan menuturkan para ABK ini membutuhkan pelayanan khusus untuk meningkatkan kecerdasannya/kemampuannya, sehingga membutuhkan peran serta dan kerjasama dari banyak pihak .
“Pelibatan orang tua, pendidik, terapis, psikolog, hingga pemerintah sangat dibutuhkan dalam menangani ABK”, ujar Dedi Sabtu (08/12/2018).
Tidak hanya itu, perang orang tua lebih intensif dan memiliki attachment yang lebih kuat dengan anak. Mereka adalah guru terbaik anak, para orang tua juga mampu memberikan stimulasi kepada anak.
Sementara itu, Tuas Almanfaludin, Amd, OT, SKM salah seorang terapis ABK menjelaskan tujuan diberikannya terapi okupasi ialah untuk mengoptimalkan tingkat kemandirian, mencegah disabilitas (tidak mampu mengerjakan aktivitas) dan mempertahankan kesehatan.
“Melalui terapi ini tidak hanya sekedar membuat sibuk para ABK, melainkan memberikan aktivitas fungsional yang mengandung efek terapetik dan bermanfaat bagi anak”, terang Tuas.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam memberikan terapi okupasi diantaranya ABA (applied behavior analysis), pendekatan Kognitif, pendekatan neurologi, pendekatan sensori integrasi, snoezelen, dan play. (Humas Dispendik Surabaya)