Menyambut Tahun Baru 2014 pada 3 januari lalu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM, menghadiri acara dengar pendapat yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Kristen Wilayah Jawa Timur di Jalan Keputran nomer 67 Surabaya. Diawali oleh pengantar yang di sampaikan Dr.Ikhsan, S.Psi,MM. Ada dua hal yang menjadi pokok bahasan dalam acara ini, yaitu tentang Kualitas pendidikan kota Surabaya yang memiliki visi menjadi barometer pendidikan nasional (Indonesia) serta akan ada sekitar 50ribu murid dari tingkat SD-SMA dengan tingkat ekonomi tak mampu (Mitra Warga) yang membutuhkan bantuan perlengkapan untuk sekolah.
Acara yang berlangsung sejak pukul 2 siang ini diikuti oleh beberapa sekolah, universitas dan lembaga-lembaga pendidikan Kristen, diantaranya YBPK Surabaya, UKPetra, YPK Gloria, Cita Hati East Campus, Elyon, Voice of Life, dan Bamag (Badan Musyawarah Antar Gereja Surabaya). Diharapkan melalui acara ini Sekolah, Universitas dan lembaga-lembaga pendidikan Kristen di surabaya bisa bersinergi dan bekerja sama untuk peningkatan kualitas pendidikan di Surabaya.
Kurikulum 2013, juga sempat disinggung dalam dengar pendapat ini, Dr.Iksan, S.Psi, MM menyampaikan masih banyak guru yang belum memahami konsep kurikulum ini, diantaranya tentang raport online, padahal tujuan raport online ini bertujuan untuk memudahkan dan mengurangi resiko kerusakan fisik raport biasa. “Maka dari itu , perlu kerjasama sekolah-sekolah untuk mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru, agar bisa mentrasform diri dari pola lama, menjadi pola baru, dengan begitu,harapan Surabaya menjadi Barometer Pendidikan Nasional bisa terwujud” Tambahnya.
Drs.Kresnayana Yahya.Msc selaku pengamat pendidikan,juga menghadiri acara ini, dan menyatakan ada Pekerjaan Rumah Besar dalam dunia pendidikan saat ini, apalagi pada tahun 2015 akan terlaksana AEC (Asean Economic Community) di mana bukan hanya kebebasan barang dagangan seluruh Asean masuk Indonesia, tetapi Orang-orang Asean baik tenaga ahli dan tenaga kerja bisa bebas bekerja dan berprofesi di Indonesia, ini yang membuat tingkat persaingan Global makin tinggi, jika element sekolah dan pendidikan tidak meningkatkan wawasansan sistem yang benar, maka murid dan siswa bisa jadi korban, di mana hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri. Guru menjadi ujung tombak utama pendidikan, diharapkan dengan sistem yang benar guru bisa lebih bersemangat untuk mentrasfer ilmu dan terus belajar untuk mengembangkan kapasitas dan wawasan, agar dapat meningkatkan kemampuan dan pendidikan siswa.
Diakhir sesi acara, Dr.Iksan, S.Psi, MM menginformasikan ada wadah bagi guru untuk berkumpul dan berbagi wawasan, seperti adanya MGMP di jalan Pawiyatan yang bisa dimanfaatkan semua guru untuk melakukan rembuk atau mengadakan training-training singkat dalam rangka meningkatkan kualitas diri, yang nantinya juga akan meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)