Yohanes Lukas dan M. Nashiruruddin tampak serius menerangkan satu persatu tahapan alrm detektor gempa kepada para juri. Mereka bersama puluhan finalis Surabaya Young Scientists Competition 2017, hari ini, Rabu (23/08) paparkan hasil penelitian.
“Beberbeda dengan alarm sederhana detektor gempa yang ada, alat ini telah dilengkapi dengan adjuster (alat pengaturan sensitiftas geteran gempa) terang Yohanes.
Siswa asal SMPN 26 tersebut menerangkan, melalui alat ini tingkat geteran gampa dapat diatur sesuai skala (kepekaan) gempa yang dikehendaki dengan demikian masyarakat dapat mendeteksi sedini mungkin gempa vulkanik horizontal yang akan terjadi.
“Secara geografis Indonesia terletak dua sabuk rantai gunung berapi dunia yang rawan gempa tentunya alat ini nantinya akan sangat berguna”, terang Yohanes.
Berbeda dengan Yohanes, Engella Jovitha Putri L dan Zeva Ragmiyah Putri menemukan pengendali lampu ruangan dengan menggunakan smartphone melalui perintah suara. Siswi asal SMPN 9 tersebut mengungkapkan alat pengendali lampu ruangan menggunakan aplikasi android yang dikendalikan melalui mikrokontroler Ardunio Uno R 3 melalui Bluetooth.
”Alat ini dapat membantu bagi orang cacat fisik dan lansia yang susah menjangkau lampu saklar”.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan menyampaikan banyak penemuan-penemuan luar biasa yang lahir dari pelajar Surabaya melalui ajang ini. Menurutnya, Surabaya Young Scientists Competition merupakan wadah dalam mengembangkan bakat dan potensi siswa di bidang akademik.
“Bakat dan potensi anak akan terus kita kembangkan sesuai dengan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non akademik”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya mencontohkan kisah sukses Linus Nara yang ketika masih berstatus siswa SMP Petra 5 dan kini telah duduk di bangku SMA berhasil membuat produk helm berpendingin. Helm berpendingin tersebut kemudian diproduksi massal dan sudah dikontrak perusahaan sehingga membuat Nara kebanjiran hasil royalti produknya.
“Selain memotivasi siswa untuk terus berkarya di bidang akademik, LBP juga bertujuan untuk memunculkan bibit-bibit ilmuwan muda Surabaya”. (Humas Dispendik Surabaya)