Selama dua hari, yakni 8-9 September Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya melakukan pelatihan sekaligus pembinaan kepada guru Bahasa Indonesia tingkat SMA dan SMK. Acara tersebut berlangsung di gedung aula SMKN 6 dengan mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi.
Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah dan Kejuruan Mamik Suparmi menuturkan, setelah mengikuti pelatihan para guru Bahasa Indonesia nanti mampu melakukan analisis sesuai dengan kompetensi dasar (KD) seperti mampu menganalisis cerita pendek, baik melalui lisan ataupun tulisan serta menyunting teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
“Mulai dari prinsip, konsep sampai prosedur analisis mereka pelajari dalam pelatihan ini”, pungkas Mamik.
Sementara itu, dihadapan 101 guru Bahasa Indonesia Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menerangkan bagaiman membentuk guru-guru professional Surabaya melalui program P2KGS. Menurutnya, P2KGS ini bertujuan untuk memetakan serta memberikan penguatan agar para guru di Surabaya menjadi lebih professional dalam memberikan pendidikan kepada para siswa. Langkah awal yang dilakukan dengan memetakan kemampuan guru. Pemetaan dimulai dari penilaian diri sendiri (self assesment) mengenai mata pelajaran (mapel) yang diampu oleh masing-masing guru. Setelah itu, Dispendik Surabaya menyiapkan soal untuk dikerjakan guru. Hasil pengerjaan soal digunakan sebagai penguat penilaian diri sendiri.
P2KGS bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Ikhsan berharap agar semua guru menilai diri sendiri dengan jujur, karena jika terdapat kekurangan maka akan diberi sebuah penguatan dengan melakukan pendampingan yang tepat sasaran.
P2KGS diawali dengan penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
Mantan Kepala Bapemas KB Kota Surabaya ini menegaskan, P2KGS dilakukan secara online. Namun, pelatihan diberikan dengan tatap muka langsung bersama narasumber berkompeten yang ditunjuk Dispendik Surabaya.
“Pelatihan model in-on, in-on. In pertama berupa pelatihan, kemudian on-nya mempraktikkan hasil pelatihan di sekolah. In kedua berupa pelatihan kembali untuk menutupi kekurangan saat praktik sesuai evaluasi, on terakhir adalah praktik kembali,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)