Inovasi pogram pendidikan yang secara terus-menerus dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya menjadi masukan bagi skala nasional dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. FGD yang bertemakan “Pahami Permasalahan Guru, Buku Kurikulum 2013, Sarpras, dan Alternatif Solusinya” berlangsung kemarin (22/10) di Ball Room Hotel Century Park, Jakarta.
Focus Group Discussion dibuka secara resmi oleh Anggota VI BPK, Bahrullah Akbar, dan dihadiri oleh Auditor Utama Keuangan Negara VI BPK, Sjafrudin Mosii, Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah Kemendikbud, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Ketua PGRI, Rektor Universitas Negeri Jakarta, Pakar Pendidikan, Perwakilan Guru, serta para auditor BPK.
Anggota VI BPK menjelaskan, Hasil FGD dan kriteria pemeriksaan, nantinya akan disepakati bersama antara BPK dan Kementerian Pendidikan yang selanjutnya menjadi basis pengukuran kinerja pelayanan pendidikan. Diharapkan hasil pemeriksaan BPK yang berupa rekomendasi menjadi output yang memberikan nilai tambah yang optimal dan berdaya guna bagi perbaikan pelayanan pendidikan di masa yang akan datang.
Acara yang menghadirkan beberapa pejabat penting di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sampai pada praktisi pendidikan nantinya menjadi masukan bagi para auditor BPK RI untuk memberikan hasil rekomendasi terhadap sebuah pelayanan pendidikan di Indonesia.
Sekjen Kemdikbud Didik Suhardi mengemukakan pendidikan merupakan sebuah modal dasar dalam membangun Indonesia untuk terus maju dan berkembang. Permasalah terkait guru, buku kurikulum 2013, sampai pada ketersediaan layanan pendidikan baik berupa sarpras ataupun soft skill menjadi perhatian Kemdikbud untuk terus dibenahi secara bertahap.
Terkait buku kurikulum 2013, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad menyampaikan, ada beberapa kendala baik secara umum ataupun ketika proses pemesanan. Kendala umum yang ada meliputi, penyediaan buku yang cukup banyak yaitu 245,2 juta eks dengan kapasitas perusahaan pencetakan kurang mencukupi, rentan waktu penggandaan buku sejumlah oplah tersebut melalui lelang e-katalog sangat singkat, proses pembelian (pesanan dan pembayaran) harus dilakukan oleh semua sekolah dengan penyedia dengan mekanisme lelang, sampai pada harga buku yang terlalu murah.
“Solusinya, Kemdikbud terus mensosialisasi percepatan pemesanan melalui media elektronik dan cetak seperti sms massal kepada semua kepala sekolah”.
Sementara itu, menanggapi permasalahan guru terhadap peningkatan kompetensi dengan dihapusnya PPG, Kadispendik Surabaya Ikhsan menyampaikan Surabaya saat ini tengah mengembangkan program P2KGS. Pemetaan dan Penguatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS) bukan hanya program penguatan serta pendampingan yang diberikan kepada guru guna mencetak tenaga pendidik yang profesional, namun juga hal tersebut akan berdampak pada peningkatan mutu serta kualitas siswa di Surabaya.
P2KGS sendiri bukanlah sebuah tes seperti UKG namun lebih tepatnya menyiapkan para guru menjadi tenaga pendidik yang betul-betul professional di bidangnya. Selain itu, P2KGS hanya diperuntukkan kepada para guru Surabaya untuk menemukan kebutuhannya dan dapat segera dilakukan pembenahan.
Prosesnya, mulai dari penilaian diri sendiri dan pengerjaan soal, hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi dan dianalisa. Melalui hasil analisa, Dispendik Surabaya bakal mengeluarkan rekomendasi penguatan kompetensi bagi guru yang mempunyai kekurangan di berbagai aspek. Peningkatan kompetensi tiap-tiap guru sesuai dengan titik lemahnya tapi tetap berlandaskan mapel yang diampu.
Manfaatnya, pertama guru akan dilatih sesuai dengan kebutuhannya sehingga nantinya betul-betul menguasi pelajaran, dengan menguasai pelajaran dengan secara optimal otomatis siswa lebih dapat menangkap pelajaran dengan sempurna dan siswa tersebut diharapkan kompetensinya akan meningkat serta meraih prestasi yang diaharapkan.
Kedua, yakni menyiapkan para guru untuk lebih siap menghadapi tes UKG. Dengan mereka siap menghadapi UKG diharapkan banyak guru yang lolos tes dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan guru melalui TPP.
Ketiga, pelatihan 32 jam yang terdapat pada P2KGS akan dapat menambah nilai angkan kredit khususnya dalam pengurusan kenaikan pangkat.
Terkait inovasi pengembangan program pendidikan, Ikhsan menyebutkan ada 15 inovasi pengembangan program pendidikan di Surabaya. Lima belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca 2015, P2KGS, Profil LKP dan PKBM serta Aplikasi Gaji Online. (Humas Dispendik Surabaya)