Kemajuan arus teknologi informasi dan komunikasi (IT) tidak hanya digunakan dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) Computer Based Test (CBT), namun dalam pelaksanaan monitoringnya pun direspon cepat oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya dengan memanfaatkan kecanggihan IT tersebut. Penggunaan beberapa media sosial menjadi sarana dalam memantau jalannya UN CBT, mengingat Surabaya merupakan kota penyelenggara UN CBT terbanyak di Indonesia.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menyampaikan pemanfaatan media sosial sebagai bentuk koordinasi dengan para proktor di masing-masing sekolah. Kecepatan informasi serta solusi pemecahan berbagai masalah menjadi sebuah tuntutan dalam mensukseskan pelaksanaan UN CBT di Surabaya.
“Koordinasi melalui media sosial tidak hanya dilakukan dengan Dispendik saja, namun juga dengan pihak Pustekkom”.
Penyampaian solusi tersebut disampaikan kepada proktor melalui media Whatsapp dengan group “Sahabat CiBiTi Surabaya”. Sedangkan untuk monitoring UN PBT Dispendik berkoodinasi dengan para kepala sekolah dan ketua sub rayon menggunakan media Line.
Ikhsan menambahkan bahwa koordinasi dengan menggunakan media sosial tidak hanya sebatas pelaksanaan UN saja, namun dalam keseharian Dispendik juga menggunakan media sosial dalam berkoodinasi dengan para staf dan para sekolah.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Drs. Sudarminto menjelaskan melalui pemanfaatan media sosial penyampaian arus informasi dari proktor ke Dispendik ataupun proktor ke Pustekkom menjadi semakin mudah dan jawaban atas kendala yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti, sehingga UN CBT berjalan dengan lancar.
Kasi Kurikulum Dikmenjur Mamik Suparmi menambahkan koordinasi menggunakan media sosial bersifat langsung online dan mendapatkan pantauan langsung dari Dispendik.
Fauzi Ketua MKKS SMK Swasta mengaku pengunaan media sosial dalam berkoordinasi penyelenggaraan UN CBT menjadi sebuah hal yang penting, karena didalamnya terdapat beragam solusi terhadap pemecahan masalah terutama terkait UN CBT.
“Kami mendapatkan panduan langsung dari Pustekkom dan Dispendik”, tuturnya.
Sementara itu, Fajar proktor UN CBT dari SMAN 15 menganggap sarana media sosial ini tidak hanya sebatas sebagai pemecehan masalah ketika UN CBT berlangsung tetapi juga dapat menjalin tali persaudaran dan silaturahmi dengan para proktor-proktor dari SMA lain.
“Selama di group whatsapp serasa ngobrol dengan keluarga sendiri”, tuturnya. (Humas Dispendik Surabaya)