Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar Apresiasi Guru tahun 2018 untuk memperingati HUT ke-73 PGRI dan Hari Guru Nasional ke-25 di Stadion Gelora 10 November, Minggu pagi (25/11/2018). Lebih dari 25 ribu guru mulai jenjang TK, SD/MI, dan SMP/MTs se-Kota Pahlawan diperkirakan memadati stadion legendaris tersebut.
Para guru telah menyiapkan berbagai pertunjukkan. Mulai dari senam tongkat yang akan dibawakan Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Surabaya, permainan kolintang gabungan guru TK, SD, dan SMP. Kemudian pertunjukan kolosal berupa Tari Surabaya-Surabaya, dan lain-lain.
Sebelum kegiatan Apresiasi Guru tahun 2018 digelar, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersama para kepala sekolah, guru, pengawas, penilik, serta Dewan Pendidikan Surabaya menggelar malam tasyakuran di Gedung Wanita Candra Kencana, Jumat malam (23/11/2018). Selain itu, acara diisi dengan siraman rohani dari pengasuh Pondok Pesantren Tambak Bening KH Miftahul Luthfi Muhammad.
Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan, acara ini dalam rangka mensyukuri dan merayakan HUT PGRI dan Hari Guru. “Mudah-mudahan, dengan niatan mesyukuri yang sudah diberikan kepada dunia pendidikan dan masyarakat Surabaya, ini menjadi amal jariah kita semua,” kata Ikhsan.
Ikhsan berharap, apa yang sudah dilakukan dan apa yang dikerjakan ke depannya selalu mendapat rida dari Allah SWT. Menurut dia, dalam setahun terakhir banyak capaian yang membuat lega. Baik dari sisi akademis maupun nonakademis di sekolah negeri maupun swasta. “Ini karena perjuangan guru-guru semua,” tuturnya.
Dari capaian itu, lanjut Ikhsan, Surabaya boleh berbangga karena banyak guru yang berprestasi di tingkat kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Begitu pula prestasi yang dicapai pelajar-pelajar Surabaya. Prestasinya merata di semua sekolah.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini melanjutkan, capaian-capaian itu tidak boleh membuat semuanya berpuas diri. “Sebagaimana pesan Bu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sering disampaikan, rasa puas bisa membuat kita terlena dan berhenti berpikir dan belajar,” tegasnya.
Selain prestasi, kata Ikhsan, ke depan masih ada tantangan untuk membuat siswa yang memiliki persoalan bisa nyaman, aman, dan terjaga selama di sekolah. “Mari kembali kuatkan tekad untu mendampingi dan mengopeni anak-anak yang rentan tadi. Sekolah harus mengambil peran yang positif,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, KH Miftahul Luthfi Muhammad atau Gus Luthfi menyampaikan tips bagaimana cara agar anak-anak bisa saleh atau salihah. “Saleh itu artinya cocok. Cocok dengan apa? Cocok dengan Alquran dan Hadis,” katanya.
Yang pertama, kata Gus Luthfi, orang tua harus saleh dan salihah terlebih dahulu. Kemudian carikan anak-anak guru yang saleh dan salihah. “Jangan cari sekolah yang favorit. Tapi cari guru yang saleh dan salihah,” terangnya. Selain itu, lanjut Gus Lutfhi, anak harus makan dari rezeki yang halal, thoyyib, dan berkah. “Jangan lupa untuk berdoa terus menerus kepada anak itu,” pungkasnya. (Humas Dispendik Surabaya)