Dewasa ini, kemampuan menggunakan beragam bahasa asing terutama dalam berkomunikasi dengan dunia luar sangat dibutuhkan oleh para pelajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Lewat penguasaan bahasa yang baik diharapkan sebagai modal utama bagi para pelajar dalam menyambut era pasar bebas (AFTA) 2015.
Penguasaan bahasa Jepang kini dibutuhkan oleh banyak kalangan, meningat telah terjalinnya program sister city antara pemerintah kota Surabaya dengan beberapa kota di Jepang, seperti Kyoto dan Kochi. Hampir setiap tahunnya pemkot Surabaya memberangkatkan para guru dan siswa ke negeri Sakura tersebut.
Oleh karena itu, The Japan Foundation salah satu lembaga yang bergerak pada pengembangan pendidikan bahasa jepang akan membantu guru SMA/SMK dengan menyediakan asisten pengajar (native speaker) di beberapa sekolah yang memiliki kelas bahasa jepang.
Siang tadi (11/08), perwakilan dari The Japan Foundation yang diwakili Deputy Director Hanzawa Shuichi serta Chief Program Officer Japanese Language Section Apin Supinah mengunjungi kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya untuk membicarakan program pemberian Native Speaker.
Kedatangan rombongan The Japan Foundation di terima langsung oleh Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM didampingi Kabid Dikmenjur Drs. Sudarminto, M. Pd, Kasi Sarpras Dikmenjur Drs. Sigit Priyo Sembodo dan Kasi Penmas PLS Thussy Apriliyandari, SE.
Menurut Apin Supinah, melalui program yang dinamakan “NIHONGO Partners”, pihaknya akan membantu para guru bahasa Jepang dengan memberikan bantuan tanaga “Native Speaker”. Tugas para native speaker ini nanti akan menjadi asisten bagi guru setempat mngajar bahasa jepang sert melakukan kegiatan pengenalan budaya jepang.
Rencananya, program ini akan di mulai pada awal tahun 2015, dengan menerjunkan sebanyak 15 native speaker pada tahap awal dan seluruh pembiayaan ditanggung oleh The Japan Foundation.
Secara garis besar, Ikhsan Kadispendik Surabaya menyambut baik atas adanya kerjasama yang akan dilakukan tersebut. Ia menambahkan bahwa saat ini banyak tenaga keperawatan, khususnya tingkat yang banyak dibutuhkan dalam mengasuh para lansia. Sehingga kedepannya nanti, setelah mereka menguasai bahasa Jepang dapat memperoleh perkerjaan yang layak di negeri sakura tersebut. “Jadi kita tidak hanya menyiapkan penguasaan bahasa jepang saja, tetapi juga memfasilitasi para siswa untuk meraih masa depan yang lebih baik”. (Humas Dispendik Surabaya)