Upaya meberikan perlindungan anak terhadap maraknya berbagai kasus kekerasan yang sering menimpa anak pada usia sekolah terus dilakukan oleh pemerintah melalui Gerakan Nasional Anti Kekerasan Seksual Anak (GN-AKSA) untuk mewujudkan sekolah aman. Oleh karena itu, dibutuhkan kepedulian dari semua pihak, tidak hanya peran aktif pemerintah dalam upaya pencegahan namun masyarakat pun juga bisa turut berpartisipasi dalam menjaga anak-anak Surabaya dari hal-hal yang negatif.
“Guna mewujudkan sekolah aman nantinya akan dibentuk tim sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan”, tutur Ikhsan Kadispendik Surabya ketika membuka sosialisasi GN-AKSA kepada guru dan kepala SMA di ruang Ki Hadjar Dewantara, Jumat (16/09).
Ikhsan menuturkan upaya pencegahan sebelumnya telah dilakukan Dispendik melalui kegiatan konselor sebaya, sampai menjadi sebuah ekstrakurikuler di sekolah dengan melahirkan 10 modul. Program GN-AKSA dan Kawal Sekolah Aman menjadi sebuah penyempurna dalam meberikan perlindungan anak Surabaya terhadap bahaya tindak kejahatan kekerasan ataupun pelecehan seksual anak.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Yeni, berujar bahwa guru, sekolah, ataupun masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga anak-anak, lebih lanjut Yeni menambahkan mereka bisa kita anggap sebagai anak kita sendiri sebagamaina orang tua lainnya juga peduli terhadap anak-anak kita.
“Upaya saling menjaga meruapakan langkah positif dalam menangkal kekerasan anak saat ini”.
Sementara itu, Kepala BNN Kota Surabaya AKBP Suparti menjelaskan bahwa gejala para pengguna narkoba dapat dilihat dari perubahan perilaku dan sikap, seperti ketika diajak berbicara jarang mau untuk kontak mata, emosional yang meledak-ledak, sering berkeringat dingin, dan berbagai ciri-ciri lainnya.
“Hasil identifikasi BNN ada 53 ciri-ciri pengguna narkoba”.
Suparti menghimbau sekolah untuk mewaspadi terhadap gejala-gejala negatif yang nantinya dapat muncul di dalam ataupun diluar lingkungan sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)