Pendidikan inklusi melayani seluruh siswa berkebutuhan khusus dalam seluruh proses belajar mengajar di sekolah. Untuk membantu siswa berkebutuhan khusus mengembangkan potensi yang dimilikinya, SDN Babatan V Surabaya memiliki program layanan kompensatori yang bertujuan untuk melatih kemandirian dan membekali keterampilan kerja yang bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus pasca sekolah.
“Untuk bisa bertahan hidup manusia membutuhkan keterampilan, keterampilan inilah yang nantinya dapat dijadikan mata pencaharian dan membiayai kebutuhannya”, ujar Sastro, S. Pd, M. Pd Kepala SDN Babatan V, Selasa (21/03).
Menurutnya, ada beberapa anak berkebutuhan khusus yang menjadi kesulitan untuk belajar dari lingkungan. Mereka juga tidak mempunyai kesempatan yang cukup karena ragamnya kondisi yang dimilikinya, sehingga untuk mendapatkan pelatihan keterampilan tertentu sangatlah susah.
Sastro menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 2 juta anak berkebutuhan khusus usia sekolah. Mereka saat ini masih anak, dan berada di jenjang sekolah dasar, namun 10 tahun tahun kedepan mereka akan menjadi orang dewasa yang dituntut mandiri dan mampu menjalani hidupnya tanpa bergantung pada orang lain.
Juara 2 Guru berprestasi nasional tahun 2013 tersebut, menuturkan anak yang berkebutuhan khusus (ABK) sebaiknya mendapatkan layanan kompensatori sejak dini yang disesuaikan dengan berat atau kondisi anak. Orang tua terkadang tidak memiliki waktu untuk mengajarkan keterampilan fungsional ketika dirumah, sehingga sekolah merupakan satu-satunya tempat bagi mereka .
Sementra itu, Ana Guru Pendamping Khusus (GPK) SDN Babatan V menjelaskan bahwa layanan kompensatori ini dibagi menjadi dua, Pertama program bina diri yang ditujukan bagi siswa yang belum mampu melakukan kegiatan binadiri secara mandiri, dan yang kedua program keterampilan. Program kedua ini siswa terlebih dahulu dicari minat dan bakatnya kemudian diarahkan untuk mulai merencanakan keterampilan apa yang perlu diasah, kedua program ini bertujuan memberikan layanan untuk kemandirian anak sejak dini.
Layanan kompensatori dilaksanakan tiap minggu di hari jumat dan sabtu, siswa akan mendapatkan layanan sesuai kemampuan yang dimilikinya, bagi siswa yang belajar bina diri akan dipandu dengan guru pendamping khusus Demikian pula dengan layanan bakat dan keterampilan.
Saat ini untuk bakat dan keterampilan, siswa diajarkan untuk membuat keset dari kain perca, pembuatan keset selain tidak perlu membutuhkan banyak bahan dan alat juga memiliki nilai ekonomi jika dijual. Sehingga keterampilan ini sangat cocok untuk diajarkan kepada siswa.
Salah satu wali murid mengatakan, dengan adannya layanan ini banyak sekali memberi manfaat bagi siswa, selain kemandirian yang semakin berkembang juga bekal keterampilan yang nantinya mampu membantu siswa untuk merencanakan pekerjaannya ketika lulus nanti. (Humas Dispendik Surabaya)