Pentingnya pelajaran kesenian dalam mengimbangi kemampuan siswa di bidang akademik ternyata mampu melatih rasa siswa untuk menumbuhkan kembangkan karakter positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh, karena itu guna mengembalikan fungsi seni ke sekolah, Direktorat Kesenian Ditjen Kemendikbud menggelar gerakan Seniman Masuk Sekolah (SMS) di beberapa daerah di Indonesia salah satunya, di Surabaya.
Tadi siang (07/09) bertempat di SMKN 12 puluhan siswa dari berbagai sekolah menghadiri pembukaan gerakan SMS. Gerakan SMS bertujuan untuk membantu pengajaran seni di sekolah sekaligus melestarikan kesenian lokal pada daerah-daerah di Nusantara.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) menyampaikan bahwa lewat gerakan SMS kemampuan siswa dalam meningkatkan potensi akan berjalan seimbang, jadi tidak hanya dari segi akademis saja namun non akademis seperti kegiatan ini diharapkan mampu menyiapkan keberhasilan siswa di masa-masa yang akan datang.
“Anak Surabaya tidak hanya harus pintar, tapi juga harus memiliki rasa empati dalam berbagai kehidupan, kami berharap seni mampu menjadi penyeimbangnya”.
Wakil gerakan SMS Isfanhari menuturkan, gerakan SMS tidak melaith para siswa untuk menjadi seniman, pelajaran kesenian merupakan pelajaran penyeimbang yang nantinya dapat melatih rasa siswa dan kepedulian di berbagai bidang.
Sementara itu, Dewi Lisa perwakilan dari Direktorat Kesenian Ditjen Kemendikbud menyampiakan gerakan SMS ini merupakan program unggulan dan Kemdikbud yang ingin menonjolkan pelibatan publik dalam setiap program dan kegiatannya. Pihaknya pun akan mengelola seoptimal mungkin upaya pelestarian kebudayaan. Karena itu, pelibatan para seniman dalam program tersebut sangat penting guna menjaga pelestarian budaya di Tanah Air.
Ditambahkan, program itu juga akan menerjunkan 100 seniman dengan 100 pendamping bagi 4.000 pelajar di 20 provinsi. Pihaknya akan merekrut seniman lokal untuk mengajar kesenian pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Para seniman lokal akan mengajarkan lima kesenian seperti seni tari, musik, teater, seni lukis, dan seni rupa.
Adapun sistem pembelajaran dengan sistem klaster atau satu sekolah diperuntukkan mengajarkan satu kesenian, ini berarti tidak satu sekolah dijadikan tempat dalam mengajarkan lima materi pelajaran kesenian tersebut.
“Jadi peserta dari sekolah lain bisa berkumpul di satu sekolah untuk belajar satu kesenian yang diminati. tentang pemilihan 100 seniman, ia menyatakan pihaknya bekerjasama dengan dinas pendidikan atau dinas kebudayaan di daerah di 20 provinsi karena mereka yang paling mengetahui kompetensi seniman lokal di wilayah masing masing. (Humas Dispendik Surabaya)